MENANTI “JAMU” UNTUK PARA PELAKU USAHA DAN PERBANKAN

MENANTI “JAMU” UNTUK PARA PELAKU USAHA DAN PERBANKAN

Dr. Reniati, SE.,M.Si--Foto: ist

“Jamu” Kenaikan BI Rate Melonggarkan Likuiditas

 Penguatan implementasi kebijakan makroprudensial loggar tersebut untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan dengan dua kebijakan yaitu : (1) memperkuat kebijakan insentif likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan melalui perluasan cakupan sektor prioritas, yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif , perdagangan, listri-gas-air bersih (LGA), dan jasa sosial, serta penyesuaian besaran insentif untuk setiap sektor yang berlaku mulai 1 Juni 2024. lPembiayaan Sektor Prioritas Maks 2,2% meliputi : a. Hilirisasi (Minerba dan Non Minerba maksimal 0,8 persen) b. Perumahan, termasuk Perumahan Rakyat maksimal 0,4 persen) c. Pariwisata, termasuk ekonomi kreatif maksimal 0,5 persen) d. Sektor Otomotif, Perdagangan, LGA dan Jasa Sosial maksimal 0,5 persen) 

Kedua Tambahan Sektor Pendukung Ekonomi Merupakan terbaru dan termasuk bagian sektor Sektor Otomotif, Perdagangan, LGA dan Jasa Sosial maksimal 0,5 persen) dengan ditambahkan fitur penyesuaian penguatan kebijakan KLM sebagai berikut: pertama, memperluas cakupan sektor prioritas, yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, listrik-gas-air bersih (LGA), dan jasa social (2) Mempertahankan : a. Rasio Contercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%, b. Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%; c. Rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) Syariah sebesar 3,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 3,5%. Selain kebijakan yang mendorong pertumbuhan kredit dan menjaga sistim keuangan, BI juga mendorong keuangan inklusif dan hijau. terkait Green Maks 0,5% Memberikan insentif kepada sektor hijau sebesar o,5 persen. Jamu manis yang diberikan oleh BI, diharapkan mampu menggerakkan iklim bisnis bagi para pelaku usaha dan perbankan untuk mengucurkan kreditnya dalam mengalirkan darah perekonomian.

BACA JUGA:Menanti Kinerja Wakil Rakyat Bangka Terpilih

BACA JUGA:MEGAWATI DIANTARA PRABOWO DAN JOKOWI

Tetap Optimis 

Kebijakan Pro Growth yang diluncurkan oleh BI dalam menjaga pertumbuhan kredit yang diperkirakan sbs 10-12% pada 2024 dan meningkat ke 11-13% pada 2025. Kebijakan makroprudensial longgar akan dipertahankan di tahun 2024. Penguatan KLM diharapkan mampu meningkatkan likuiditas bank dalam mendukung pertumbuhan kredit, Dimana pencapaian insentif likuiditas menjadi sebesar 3,4% sebesar Rp. 81 Trilyun dari Rp. 165 T menjadi 246 T pada saat penerapan awal, sehingga di akhir 2024 diperkirakan mencapai 3,6% (tambahan likuiditas ±Rp115T dari Rp165T menjadi ±Rp280T).

Tetap optimis Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dan mendukung pertumbuhan kredit 2024.Ketahanan perbankan tecermin dari permodalan yang kuat dan risiko kredit yg menurun, serta didukung kemampuan bayar korporasi dan Risiko RT yang masih terjaga. Sehingga Pro Stability dan Pro Growth tetap terjaga hingga akhir 2024-2025. Semoga. (*)

BACA JUGA:OBITUARI DEMOKRASI DI MAHKAMAH KONSTITUSI

BACA JUGA:PILWAKO DAN ENTERPRENUER BERKEMAJUAN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: