Impak Kenaikan PPN terhadap Konsumen: Tantangan dan Peluang dalam Menjaga Kesejahteraan Ekonomi
Christianingrum --Foto: ist
Oleh: Dr. Christianingrum, S.Pd.,M.M
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UBB
___________________________________________
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu jenis pajak yang dikenakan atas barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Di Indonesia, PPN merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang cukup signifikan. Pada tahun 2022, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menaikkan tarif PPN dari 10% menjadi 11%, yang kemudian rencananya akan dinaikkan lagi pada tahun 2025 menjadi 12%. Kenaikan tarif PPN ini tentu menimbulkan berbagai perdebatan, khususnya dari sudut pandang konsumen. Sebagai salah satu kelompok yang paling langsung terpengaruh, konsumen merasakan dampak kenaikan ini dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam opini ini, akan dibahas mengenai pengaruh kenaikan PPN terhadap konsumen, dengan analisis kelebihan dan kekurangannya berdasarkan data yang tersedia.
Kenaikan tarif PPN pada barang dan jasa berpotensi menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dampak langsung yang paling terasa oleh konsumen adalah peningkatan biaya hidup, terutama pada barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, serta transportasi. Sebagai contoh, jika sebuah barang yang sebelumnya dihargai Rp100.000 dikenakan PPN 10%, maka konsumen hanya perlu membayar Rp110.000. Namun, setelah tarif PPN dinaikkan menjadi 11%, harga barang yang sama akan menjadi Rp111.000. Meskipun perbedaan ini terlihat kecil, dalam jumlah yang besar atau bagi konsumen dengan daya beli terbatas, hal ini bisa berdampak signifikan.
BACA JUGA:Homo Sacer Dalam Politik
BACA JUGA:4 Skill yang Dibutuhkan Peserta Didik dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menunjukkan bahwa inflasi harga barang dan jasa yang disebabkan oleh kenaikan PPN dapat menyebabkan tekanan pada daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok berpendapatan rendah. Misalnya, berdasarkan laporan inflasi tahun 2022, meskipun PPN hanya naik 1%, inflasi tahunan tercatat sekitar 5%, yang menunjukkan bahwa kenaikan tarif PPN dapat memicu kenaikan harga secara keseluruhan, mempengaruhi daya beli masyarakat, dan meningkatkan ketidakpastian ekonomi.
Selain itu, untuk barang dan jasa yang tidak dapat dihindari oleh konsumen, seperti energi (listrik, gas) dan transportasi, kenaikan PPN ini akan semakin memperburuk kondisi finansial rumah tangga. Sebuah studi yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa 60% dari pengeluaran rumah tangga Indonesia digunakan untuk belanja konsumsi barang dan jasa non-makanan, yang sebagian besar mengalami dampak langsung dari kenaikan PPN. Kenaikan harga pada barang-barang tersebut dapat mendorong konsumen untuk mengurangi konsumsi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.
Namun, tidak hanya barang dan jasa yang langsung terpengaruh. Kenaikan PPN juga dapat memengaruhi industri-industri yang bergantung pada konsumsi tinggi, seperti sektor pariwisata dan hiburan. Sebagai contoh, harga tiket pesawat, hotel, atau layanan hiburan akan meningkat seiring dengan kenaikan tarif PPN. Hal ini berpotensi menurunkan jumlah wisatawan domestik, yang pada gilirannya dapat mengurangi pendapatan dari sektor pariwisata.
Di sisi lain, kenaikan PPN juga memiliki beberapa kelebihan, terutama dalam konteks keberlanjutan fiskal negara dan peningkatan kualitas layanan publik. Salah satu tujuan utama dari kenaikan PPN adalah untuk meningkatkan pendapatan negara yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan program-program kesejahteraan sosial lainnya. Jika dana yang terkumpul melalui PPN digunakan secara efisien, maka dalam jangka panjang, masyarakat dapat menikmati manfaat berupa layanan publik yang lebih baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
BACA JUGA:STAF AHLI KEPALA DAERAH, Jabatan Terminal atau Marginal?
BACA JUGA:Menghadapi Tantangan Gen Z: Menemukan Gaya Kepemimpinan yang Mendorong Kinerja Optimal
Selain itu, kenaikan PPN dapat mendorong kesadaran pajak di kalangan konsumen. Dengan tarif yang lebih tinggi, konsumen cenderung lebih memperhatikan dan menghitung pajak yang mereka bayar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepatuhan pajak di Indonesia. Peningkatan kesadaran ini dapat menjadi salah satu pendorong tumbuhnya budaya pajak yang lebih baik di kalangan masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: