Selamat HUT Babel ke 22

Selamat HUT Babel ke 22

Safari Ans - Tokoh Pejuang Pembentukan Provinsi Babel. FOTO:doc--

Hal itu akan mempercepat, rencana PT PAL (Persero) untuk membangun kapal-kapal laut bertenaga thorium seperti yang telah dilakukan oleh Norwegia. Juga akan mempercepat, berbagai percobaan untuk menjadikan thorium sebagai baterai. Jika material thorium sudah bisa dijadikan bahan baterai yang tidak perlu dicas (8 gram thorium dapat jalankan mobil 100 tahun) seperti mobil Cadillac di Amerika Serikat itu, maka terjadilah perubahan secara besar-besaran dalam kehidupan umat manusia. Itulah yang disebut Revolusi Thorium Babel.

Jika konsep ini menjadi Grand Design pembangunan Babel yang akan datang, maka harapan kemakmuran bagi masyarakat Babel ke depan semakin menebal dan menjanjikan. Penulis pikir inilah prospektus Babel yang sangat menjanjikan dengan catatan, anak-anak Babel sendiri terlibat dalam proses industrialisasi yang sebentar lagi akan terjadi di Babel. Namun, jika Babel tidak menggunakan prospektus ini, maka harapan kemakmuran itu memang kian menipis.

Jika Babel tidak menggunakan prospektus ini, maka kesengsaraan hidup dan kesulitan ekonomi masyarakat Babel akan semakin menggila di tengah dunia global semakin “gelap” seperti yang sering disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan IMF. Bahkan puluhan negara sudah antri untuk menjadi pasien IMF. Babel harus hati-hati dalam menyikapi situasi ini. Babel harus cerdas menyikapi situasi dunia global saat ini. Sebab dunia semakin tak menentu dan menakutkan semua orang.

Jika Tak Ada Revolusi Thorium

Ekspor Babel sepanjang masa adalah timah. Kini ekspor timah mendominasi sekitar 80%. Lalu timah mendominasi kehidupan masyarakat Babel sekitar 40%. Betapa kuatnya komoditas timah dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bangka Belitung. Apalagi kegiatan pertambangan timah merupakan mata pencaharian tetap masyarakat kecil dan pedesaan yang hasilnya hanya bertahan selama seminggu. Begitu ada masalah dalam hitungan minggu, apalagi bulanan, maka terasa sekali ekonomi dan pasar lesu secara drastis.

Nasib harian penambang seperti ini, memang mengkhawatirkan ketika kebijakan tentang perizinan menjadi tak jelas ditambah dengan permainan oleh oknum pejabat dan aparat tertentu di Babel yang hingga kini semakin terasa. Kondisi itu mencekik rakyat, sehingga di berbagai daerah timbul protes atas ketidakberdayaan rakyat atas hegemoni birokrat yang sibuk dalam kegiatan yang tak bermakna dalam jangka panjang. Kegiatan ritualitas kalangan pejabat di Babel sering tidak efek jangka panjang bagi perjalanan pertumbuhan ekonomi di Babel. Bahkan sering kontradiktif antara kebijakan satu dengan kebijakan lainnya.

Hal tersebut di atas adalah gambaran regulasi yang pro kontra terhadap kemakmuran rakyat. Pada sisi lainnya, kondisi alam Babel juga semakin parah. Kerusakan lingkungan hidup sudah semakin parah dan tidak mungkin lagi utuh. Tetapi, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat masih jauh panggang dari api. Jika dihitung secara matematis saja, rasanya tak cukup lebar lahan yang sehat untuk menghidupi hampir dua juta penghuni pulau Bangka dan pulau Belitung saat ini.

Bumi Serumpun Sebalai terasa tidak kuat menampung hidup dan kehidupan masyarakat Babel saat ini. Timah semakin hari semakin sedikit, katanya. Bahkan dikabarkan cadangan timah yang tersedia di bumi Babel saat hanya sekitar bertahan hingga 35 tahun. Tetapi dulu juga sama, ketika PT Timah Tbk mem-PHK puluhan ribu karyawannya, karena alasan cadangan timah tinggal beberapa tahun lagi. Nyatanya sekarang cadangan itu masih berangka tahun yang sama.

Okelah, kita sepakat dengan itu. Namun lahan yang tersedia semakin sempit, penambang yang datang luar semakin banyak. Bahkan sebelum artikel ini dimuat ada, investor menyiapkan modal Rp 1 triliun mau membeli izin usaha tambang timah dan mendirikan smelter sendiri di Bangka. Beberapa pihak luar juga akan datang berduyun-duyun ke Babel untuk melakukan hal yang sama.

Situasi seperti ini tidak sehat. Secara sederet angka pertumbuhan ekonomi akan terlihat baik, tetapi apabila kita melihat kehidupan masyarakat kita di Babel akan berbeda dengan angka-angka statistik yang disajikan Pemerintah. Itu yang kita sebut dengan "kemakmuran semu". Angka kemakmuran yang tidak mencerminkan kondisi ekonomi yang sebenarnya. Kondisi ini sangat berbahaya sekali, karena akan terjadi kesalahan dalam mengambil kebijakan.

Jika kesalahan seperti ini terjadi akan berakibat fatal bagi kehidupan masyarakat Babel dalam jangka panjang. Kesalahan ini sering terjadi, bahkan terkadang tumpang tindih antara kebijakan provinsi dan kabupaten. Apalagi kalangan Bupati dan Walikota di Babel sering tak seiring tak sejalan dengan Gubernur. Karena Bupati dan Walikota bukan bawahan Gubernur? Dulu iya, Bupati dan Walikota adalah bawahan Gubernur. Sekarang tidak. Maka tidak ada kewajiban Bupati dan Walikota untuk tunduk dan patuh pada Gubernur.

Situasi dan kondisi ini memang sangat menyulitkan sekaligus menyakitkan. Apalagi ketika hearing dengan Komisi VI DPR RI tempo hari, ada seorang Bupati dengan tegasnya dalam forum terhormat anggota dewan tersebut menyebutkan bahwa dia tidak sependapat dengan gubernurnya. Langsung saja, sang Gubernur menjadi olok-olokan anggota parlemen yang terhormat.

Dengan demikian, maka sebenarnya Babel saat ini hanya berjalan pada rel tanpa tujuan. Walaupun dipaksakan, Babel saat ini berjalan mengikuti arah mana angin berhembus. Tak ada tujuan mau berhenti dimana. Namun senang-senang saja masyarakatnya dibawa angin berhembus. Karena memang terasa sejuk. Kelak baru terasa panas dan menyakitkan. Sekarang kita dininabobokan oleh kekayaan alam yang berlimpah dan tak habis-habisnya. Tetapi sebentar lagi, akan datang situasi menakutkan semua orang. Timah habis, kegiatan penambangan berhenti total. Hutan sudah tidak ada. Lautan sudah rusak oleh penambangan timah. Nelayan hidupnya sulit. Mau bertani tidak ada lahan lagi di Babel. Semua kesulitan itu sebentar lagi akan dirasakan oleh masyarakat Babel.

Artinya, jika Babel tidak melakukan atau tidak mendesain sebuah momentum yang hebat, maka yang akan muncul adalah kemiskinan dan kesengsaraan jangka panjang, tetapi apabila berhasil membuat momentum Revolusi Thorium Babel, maka yang akan terjadi di Babel hilirisasi timah. Hilirisasi timah adalah industrialisasi. Industrialisasi dengan timah dan mineral tanah jarang adalah industrialisasi 4.0. Industrialisasi 4.0 adalah menyongsong peradaban manusia modern, seba elektronik dan serba digital yang kita sebut “Hi-Tech Industries”, industri teknologi tinggi. Itu yang akan terjadi di Babel. Dan itulah Grand Design Pembangunan Babel. Itulah blue print pembangunan Babel ke depan. Sehingga Babel bisa dikatakan, apabila tidak melakukan Revolusi Thorium Babel, maka masyarakat akan menelan pil pahit. Tetapi akan menjadi sebaliknya, adalah terjadi beyond kemakmuran Babel untuk jangka panjang.

KTT G20 Bali Support Babel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: