Selamat HUT Babel ke 22

Selamat HUT Babel ke 22

Safari Ans - Tokoh Pejuang Pembentukan Provinsi Babel. FOTO:doc--

KTT Bali, 100% Support Babel

''ENTAHLAH apa yang terjadi di Bumi Serumpun Sebalai saat ini. Arah pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) semakin tak pasti dan tak jelas. Seakan kekayaan alam Babel ini bagai pampasan perang, diperebutkan siapa saja yang bertaji. Rakyat pun makin tak jelas nasibnya. Kekayaan bumi pun makin ludes, hanya menyisakan relung-relung kekecewaan yang tak kan pernah terobati seumur hidup. Lalu siapa yang salah kalau sudah begini. Hari ini Senin, tanggal 21 November 2022 adalah Hari Ulang Tahun ke 22 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung).”_

Oleh: Safari ANS - Wartawan Senior dan Salah Satu Pejuang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Harapan yang Menipis

Dulu, ketika heroik bersama meneriakkan masyarakat Babel akan makmur apabila telah menjadi provinsi sendiri. Yel-yel itu bertabur bak cendawan di musim hujan. Masyarakat pulau Bangka dan pulau Belitung bersatu padu untuk menyatukan sikap dan langkah, bahwa provinsi harus terbentuk. Teriakan-teriakan itu makin menggema hingga ke langit Jakarta. Kalangan DPR RI pun tergugah mendengar teriakan anak negeri ingin memiliki provinsi sendiri. Ketuk palu DPR RI pun bergema 21 November 2000 dalam rapat Paripurna di Gedung Parlemen di Senayan, Jakarta.

Ketuk palu itu menjadi kenangan tak terlupakan dan ditetapkan sebagai hari lahir Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai provinsi ke 34 (kini ada 38 provinsi di Indonesia, Red). Sebuah perjuangan panjang menjadikan Babel menjadi provinsi sendiri. Setidaknya perjuangan itu menelan tiga generasi baru tercapai. Melelahkan tapi pasti, itulah klimaks dari perjuangan anak negeri Serumpun Sebalai 22 tahun silam.

Kini kebersamaan itu seakan hilang sirna. Setelah Bangka Belitung jadi provinsi sendiri, masing-masing berlomba mencari peluang dan kesempatan menumpuk kekayaan buat pribadi dan keluarga. Perebutan kesempatan dan peluang acap kali adu taring satu sama lainnya. Ditambah “aparat” juga bermain di tengah kisruh antara pembenaran dan pengalahan berbagai pihak yang tak mau tunduk pada hukum.

Situasi ini sudah mengarah kepada polarisasi bagaimana kemudian sistem investasi di Bangka Belitung yang tidak seiring dan sebangun dengan cita-cita membuat provinsi sendiri agar masyarakat lebih makmur ketimbang masih di bawah Provinsi Sumatera Selatan, dulu. Ternyata jauh panggang dari api. Kini harapan kemakmuran itu pun kian menipis ketika tidak ada Grand Design pembangunan yang pasti di Babel sekarang ini. Kekompakan dan kebersamaan itu sirna, menjadi kelompok sempalan dan persaingan tak sehat. Jeruk makan jeruk.

Revolusi Thorium Babel

Rencana Presiden Jokowi menyetop ekspor timah tampaknya tidak main-main. Berkali-kali Presiden menyebut kalimat itu dalam berbagai kesempatan. Kini Pemerintah sedang mengkaji, bagaimana ekspor timah distop tanpa mengganggu ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Artinya, proses penambangan timah dan pengolahannya tetap berjalan sebagaimana adanya. Namun ekspor timah ke luar negeri nol. Sehingga penjualan timah hanya bisa dilakukan dalam domestik saja. Logika Presiden Jokowi adalah agar kalangan produsen yang membutuhkan timah, silahkan membuka pabrik saja di Indonesia. Kita berharap, buka pabrik saja di di Bangka Belitung. Sehingga Indonesia memiliki nilai tambah yang menguntungkan untuk jangka panjang.

Sebenarnya, sejak terbentuknya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 21 November 2000 hingga 21 November 2022 (22 tahun) saat ini adalah deretan panjang persiapan kemakmuran Babel melalui sebuah proses yang penulis sebut  “Revolusi Thorium Babel” yang kemudian penulis terbitkan menjadi ebook dan dipajang Google Play Books, adalah sebuah Golden Gates. Namun sayang momentum ini, tidak mendapat sambutan yang berarti baik bagi kalangan birokrat maupun bagi masyarakat Babel sendiri.

Padahal respon dari berbagai pihak baik di dalam negeri maupun di luar negeri atas momentum ini sangat luar biasa. Bahkan sebaiknya, Babel dalam memasuki fase ini perlu menjadikan Revolusi Thorium Babel sebagai Grand Design pembangunan Babel jangka pendek dan jangka menengah. Sebab, ketika momentum tersebut dijalankan, maka hilirisasi timah dengan sendirinya terjadi di Babel dengan munculnya pabrik-pabrik baru yang memanfaatkan timah, mineral tanah  jarang, dan thorium sebagai basis elektrisitas yang sinergisitas. Sehingga lahirlah apa yang disebut Industrialisasi Generasi 4.0 di Babel. Dan itu, kemakmuran masa depan.

Jadi sebenarnya, pada saat ini menjadi sebuah mimpi bahwa akan ada Revolusi Thorium Babel. Tetapi ketika Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang akan dibangun di Bangka oleh ThorCon International PTE (investasi sendiri nol APBN dan nol APBD) sebesar Rp 17 triliun, telah beroperasi 3-4 tahun yang akan datang, barulah kita sadar bahwa generasi muda di Babel merasa terlambat mempersiapkan diri. Sementara pengusaha lokal, hanya sibuk dengan kegiatan rutin dalam penambangan timah dan pengolahan secara tradisional. Pada sisi lain, pengusaha asing akan membanjiri Babel dengan berbagai kemampuan dan kekuatan finansial yang mumpuni.

Kita ingin, pada HUT Babel ke 25, mengundang perusahaan mobil Amerika Serikat Cadillac untuk mendampingi ThorCon di Babel agar mereka memproduksi massal mobil yang menggunakan energi thorium seperti yang sukses di negeri Paman Sam itu. Kita juga ingin mengundang perusahaan pabrik kapal laut di Norwegia yang telah berhasil memproduksi kapal laut dengan menggunakan energi thorium. Mereka yang telah berhasil menggunakan thorium untuk transportasi berkumpul di Babel bersama ThorCon dan Babel memproklamirkan “Revolusi Thorium Babel” di dunia. Hal ini akan mempercepat proses berlangsungbya revolusi thorium itu sendiri termasuk Pemerintah Pusat untuk memberikan regulasi guna mendukung gerakan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: