Selamat HUT Babel ke 22

Selamat HUT Babel ke 22

Safari Ans - Tokoh Pejuang Pembentukan Provinsi Babel. FOTO:doc--

Salah satu keputusan penting pertemuan tingkat tinggi atau KTT G20 di Bali yang berlangsung 15 dan 16 November 2022 adalah komitmen negara anggota untuk konsisten tentang lingkungan hidup yang kemudian dilambangkan dengan penanaman secara bersama pohon bakau. Dengan demikian bahan energi yang pengambilannya merusak alam seperti batu bara dan fosil (minyak bumi) akan ditinggalkan secara bertahap. Dunia mewajibkan semua negara di dunia menggunakan Green Energy. Green energi yang dianggap paling mumpuni saat ini, adalah thorium. Memang sama jenisnya, sama-sama bahan radioaktif antara nuklir (PLTN) dengan thorium (PLTT), tapi beda tipe. Bahkan Uni Emirat Arab akan membangun PLTT juga, sama seperti PLTT yang akan dibangun di Bangka. juga sama-sama menggunakan teknologi ThorCon International PTE.

Thorium dianggap radioaktif paling familiar dengan masyarakat. Ampas PLTT, selalu habis tak bersisa. Kalaupun ada, hanya butuh 10 tahun menjadi nol dan tidak bisa digunakan lagi untuk apa pun.. Sedangkan ampas PLTN akan melahirkan plutonium. Sedangkan plutonium sering digunakan untuk membuat bom atom. Lalu ampas PLTN harus disimpan 100 tahun agar radioaktifnya menjadi nol. Sehingga dunia kini mulai melirik thorium ketimbang sumber energi lainnya.

Salah satu poin penting hasil KTT G20 di Bali minggu lalu yang dituangkan dalam leaders declaration atau komunike bersama adalah transisi energi. Membentuk Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform di Indonesia. Mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan pengembangan energi terbarukan yang adil dan berkelanjutan Country Platform dikelola oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI). Dukungan pembiayaan untuk ETM dari Climate Investment Funds dan dukungan kerja sama dengan lembaga internasional.

Anggaran yang disediakan lumayan besar, USD 20 miliar (Rp 311 triliun). Kabarnya sebagian dari dana tersebut merupakan hibah, sebagian lagi merupakan pinjaman bagi Indonesia. Targetnya adalah memensiunkan secara dini pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nol emosi ketenagalistrikan pada tahun 2050, saat populasi manusia di planet bumi ini mencapai 9,7 miliar jiwa (kini 8 miliar jiwa).

“Bersama-sama, kami berharap dapat memobilisasi dana USD 20 miliar untuk mendukung Indonesia mengurangi emisi dan mengembangkan energi terbarukan,” kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Bali minggu lalu. Tentu saja Bos negeri Paman Sam itu akan mendukung Indonesia, apalagi teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Babel menggunakan teknologi perusahaan Amerika Serikat, ThorCon International PTE yang sudah mendapat lisensi dari kementerian energi negara itu. Bagi Babel, keputusan KTT G20 ini, bagaikan gayung bersambut.

Tinggal bagaimana pintar-pintarnya birokrat di Babel untuk melobi Pemerintah Pusat agar kebagian dari dana USD 20 miliar tersebut sebagai dana transisi energi yang sedang berlangsung di Babel. Dimana PLTD yang ada di Babel secara bertahap akan berpindah ke PLTT. Tentu jangan sampai ada pihak yang merasa dirugikan yang sudah melakukan investasi. Karena PLTD di Babel akan mati adalah sebuah keniscayaan alam. Hanya soal waktu saja. Keputusan sudah dibuat secara internasional, hanya menunggu implementasinya saja di Indonesia. Bravo Babel. *** 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: