Polemik Pabrik Hilirisasi Timah di Batam, Wakil Ketua DPRD Babel Dipanggil Adik Prabowo, Ini Penjelasannya

Polemik Pabrik Hilirisasi Timah di Batam, Wakil Ketua DPRD Babel Dipanggil Adik Prabowo, Ini Penjelasannya

Beliadi --Foto: ist

BACA JUGA:Yakin akan Hilirisasi di Babel, Infrastrukturnya Gimana?

Menurutnya pabrik atau industri tidak mungkin berani investasi sampai 1 Triliun kalau sumber bahan bakunya hanya dari satu sumber. "Bahaya begitu tidak dapat suplai dari satu ini, berhenti operasional pabrik, ini juga yang menjadi pertimbangan, dan saat kita mau impor bahan baku timah dari luar negeri kalau tujuanya Babel cukup sulit, karena alasan di atas tadi, itu kata beliau (Hasyim)," terangnya. 

Dipaparkan lebih lanjut, di Indonesia saat ini, undang-undang mematok kualitas timah yang boleh diekspor dalam bentuk balok harus triple 9 atau kadar 9,99. Sedangkan negara lain hanya 90, seperti Filipina, Brazil, China, Myanmar, Kongo, Vietnam, Malaysia, dan lainnya.

"Hal itu karena timah juga nanti akan dilebur kembali dan dipisahkan sesuai dengan klasifikasi dan peruntukkannya. Jadi memang tidak dibutuhkan sebenarnya dari dunia balok timah yang di ekspor itu harus triple 9 (9.99) seperti aturan yang ada di Indonesia. Sehingga impor balok timah dari luar negeri kadang mendapatkan harga lebih murah, kadang kalau membeli balok timah dari negara luar itu akan lebih menguntungkan di saat-saat tertentu dan balok timah tersebut akan dilebur kembali untuk dijadikan produk-produk hilir lagi," jelasnya.

“Jadi intinya pembukaan smelter hilirisasi di Batam yang dilakukan oleh grup perusahaan Arsari itu karena pertimbangan memang kita di Babel banyak infrastruktur yang tidak siap. Yang kedua, pertimbangan kajian bisnis karena kan ini bukan lembaga sosial, jadi kajian untung ruginya di pertimbangkan. Kalau orang buka pabrik lalu tidak untung kan juga pabriknya bisa tutup. Dan kajian sumber bahan baku bisa dari dalam dan luar negeri," tandasnya.

BACA JUGA:Babel Siap Hilirisasi Timah? RD: Sudah Ada Investor

BACA JUGA:Jika Hilirisasi Belum Jalan, Ekspor Distop, Awas Gelombang PHK!

Karena itu Beliadi menegaskan tidak benar kalau Arsari Grup atau PT MSP tidak peduli dengan Babel. Sebelum ini pun Arsari Grup sudah membangun smelter dengan kualitas timah batangan terbaik di Kawasan Sungailiat Bangka Babel sejak lama berikut kegiatan sosial dan reklamasinya. 

Beliadi menegaskan Hasyim Djojohadikusumo sangat peduli dengan Babel dan ingin memberikan contoh untuk semua baik pengusaha dalam maupun luar negeri bagaimana berusaha yang baik di negari tercinta.

"Dan Pemprov Babel harus segera berbenah diri terkait kesiapan - kesiapan tadi, agar industri hilir bisa dibangun di Babel seperti yang direncanakan Ketua AETI Harwendo Adityo Dewanto, kita sama-sama cari solusi agar Babel memiliki fasilitas yang baik dan standar supaya investor yakin dan bisa buka industri hilirisasi di Babel," pungkasnya. 

BACA JUGA:Dodot: Kalau Jadi Stretegis, Nasib WPR dan Hilirisasi Bagaimana? Wacananya 'Tak Nyambung'

BACA JUGA:Ketar-ketir Produk Hasil Hilirisasi, Herwandro: Apa Laku?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: