BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Delapan)

 BENTENG PENUTUK   DI PULAU LEPAR  (Bagian Delapan)

Berdasarkan catatan pada Javasche Courant, 18 Oktober 1851, bahwa masih terdapat perampokan terhadap kapal di sekitar Pulau Lepar dan Pulau Liat atau Leat, misalnya yang terjadi pada kapal yang terdampar, bernama Merimon. Sebagaimana berita pada Javasche Courant: … den 30sten September, na eene voordeelingen overtogt, tot bij de noordwestzijde van Poela-Liat genaderd zijne, ontdekte men bij eene zandplaat een groot aantal praauwen, die, ophet zien van het oorlogschip, Hollandsche vlaggetjes heschen. 

BACA JUGA:BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Lima)

De Pylades werd op korten afstand de zer praauwen tenanker gebragt, en men verkende op datzelfde oogenblik met den kijker een masteloos wrak op het Alceste-rif. Op het lossen van een schot met los kruid kwamen twee der praauwen met hare hoofden aan boord. Het eene was een welgekleede Arabier, Said Abas, vertoonende een in het Maleisch gestelden zeefast afgeteekend te koba den 15 den Juli 1851, door den waarnemende Masagus Mohammad Harie, en zeggende, woonachtig te zijn in de kampong Goenong, op het eiland Lepar”. Maksudnya kira kira diterjemahkan secara bebas sebagaI berikut:…” Pada tanggal 30 September, setelah mendekati sisi Barat laut Poela-Liat setelah penyeberangan yang menguntungkan, sejumlah besar kano ditemukan di dekat gundukan pasir, yang, saat melihat prajurit, mengibarkan bendera Belanda. Pylades berlabuh tidak jauh dari perahu, dan pada saat yang sama bangkai kapal tanpa tiang di terumbu Alceste dapat dieksplorasi dengan menggunakan teropong. Saat menembakkan tembakan meriam, dua kano masuk ke kapal dengan kepala mereka. Salah satunya adalah seorang Arab berpakaian bagus, Said Abas, menunjukkan tanda laut dalam bahasa Melayu yang ditandatangani di Koba pada tanggal 15 Juli 1851, oleh Penjabat Masagus Mohammad Assik, dan mengatakan bahwa dia tinggal di kampung Goenong, di Pulau Lepar.

BACA JUGA: BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Enam)

Pada Tahun 1855 atau pada paruh abad ke 19 Masehi, onderdistricten Lepar Eilanden dipisahkan dari distrik Toboaly, menjadi distric Lepar Eilanden (distrik Kepulauan Lepar). Distrik Lepar Eilanden memiliki Dua onderdistrict yaitu onderdistrict Lepar Eilanden dan onderdistrict Tanjoeng Laboe. Distrik Lepar Eilanden beribukota di Tanjoenglaboeh. Akibat pemisahan onderdistrict Lepar Eilanden dari distric Toboaly menjadi distrik tersendiri, maka jumlah underdistrict di distric Toboaly yang semula terdiri atas Lima onderdistrict diubah menjadi Tiga underdistrict yaitu underdistrict Toboali, underdistrict Gossong dan underdistrict Oelim, sedangkan onderdistrict Nyireh kemudian digabung dengan onderdistrict Gossong. Pada masa pertengahan abad 19 Masehi Keresidenan  Bangka masuk dalam wilayah Dependensi Pantai Barat Sumatera (Gouvernement van Sumatra's Weskust en Onderhoorigheden). Kepulauan Lepar atau Lepar Eindlanden adalah distrik terakhir yang dibentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda dalam wilayah keresidenan Bangka. Masing-masing distrik di keresidenan Bangka dipimpin oleh Administrateur district yang merangkap sebagai kepala pemerintahan distrik dan kepala pertambangan Timah. Dalam konteks pemerintahan kepala pemerintahan distrik dibantu oleh seorang Demang dan di bawahnya beberapa orang kepala Onderdistrict yang bergelar batin dan beberapa kepala-kepala kampung. Khusus di distrik Kepulauan Lepar, kepalanya seorang Belanda yang bergelar Posthounder. 

BACA JUGA:BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Tujuh)

Penetapan pembentukan Posthounder Distrik Lepar Einlanden berdasarkan Staatsblad 1877 No. 239 Tentang Opdragt Aan Den Posthouder Op De Lepar Eilanden ( Banka) Van Het Ambt Van Havenmeester Aldaar. Berdasarkan Regeeringalmanak voor Nederlandsch-Indie 1893, yang pernah menjadi Posthouder di Tanjoenglaboeh adalah A.W.F.Gelome dan J.B.van Trotsenburg dengan Demang bernama Demang Lanang. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dan masa Hindia Belanda Pulau Lepar sangat diperhatikan sama dengan Pulau Bangka dan Pulau Belitung (Bersambung/***).

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: