Penetapan Puasa Sudah Beda Sejak Zaman Kolonial, dan Simak Asal Kata 'Lebaran'

Penetapan Puasa Sudah Beda Sejak Zaman Kolonial, dan Simak Asal Kata 'Lebaran'

Suasana Masjid Jamik Pangkalpinang Tahun 1936 yang Ramai Anak-anak.-dok-

PERBEDAAN penentuan awal pelaksanaan puasa pada bulan Ramadhan dan penentuan hari lebaran telah terjadi sejak zaman Hindia Belanda. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan perhitungan Tahun Hijriyah (Muhammedaansche) dengan Tahun Masehi (Gregoriaansche). 

---------------

DEMIKIAN dikemukakan Sejarahwan/Budayawan Bangka Belitung (Babel), Akhmad Elvian kepada BABELPOS.ID.-. 

''Perselisihan mengenai tanggal dimulainya puasa umat Islam bermula dari kenyataan, bahwa awal Puasa diumumkan melalui pemukulan beduk di rumah ibadah (langgar/surau dan masjid) setelah bulan sabit pertama Ramadhan diamati dengan mata manusia, hal ini dapat mengakibatkan selisih satu hari atau lebih bila langit tidak selalu cerah,'' ujarnya. 

BACA JUGA:Pj Gubernur Babel Berbuka Puasa Bersama di Masjid Raya Tua Tunu dan Berdialog Dengan Masyarakat

Untuk menghindari kegaduhan, karena perbedaan penentuan hari lebaran puasa, maka pemerintah Hindia Belanda memutuskan lebaran-puasa akan berlangsung selama Dua hari. Dengan dimulainya puasa, maka tidak ada keraguan lagi, bahwa Lebaran Puasa akan berlangsung tepat 30 hari kemudian.

Dikatakan, penjelasan terkait hal di atas selengkapnya dapat dibaca pada Koran Belanda De Indische courant, tanggal 25 Februari 1931, selengkapnya: 

Zoodra de nieuwe maan der negende Moslimsche maand – Ramadhan– aan het hemelgewelf zichtbaar is, vangt de poeasa-vasten aan en duurt de geheele maand van zonsopgang tot –onder-gang.Telken jare is over het begin en het eind der vasten verschil van meening, waardoor langzamerhand het gebruik is ontstaan om twee dagen voor de viering van de lebaran-poeasa te reserveeren. Volgens onzen kalender, valt de lebaran-poeasa op den 20sten Februari 1931 ; indien men de Mohammedaansche jaartelling omrekent in de Gregoriaansche, dan zou dit feest op 19 Februari vallen. Om alle geharrewar te voorkomen, bepaalde de over head, dat de lebaran-poeasa twee dagen zou duren. De strijdvraag over den datum, waarop de Moslimsche vasten begint, vindt haar oorsprong hierin, dat de poeasa in de bedehulzen door middle van de bedoek eerst wordt afgekondigd, nadat de eerste maansikkel in Ramadhan met het menschelijk oog is waargenomen ; daardoor kan een verschil van één of meer dagen ontstaan ; de lucht is niet altijd even helder. Als de poeasa is ingeluid, dan bestaat’t geen twijfel meer, of precies 30 dagen daarna heft de lebaran-poeasa plaats.

BACA JUGA:Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Puasa

Selanjutnya harian  De Indische courant juga menyebutkan asal mula dari istilah “Lebaran” sebagai perayaan yang menutup puasa sebulan penuh. Lebaran merupakan kata dari bahasa Arab: "albarian" yang memiliki arti "sarapan". 

''Setelah berpantang dari segala makanan di siang hari selama sebulan, tidak hanya dari segala kenikmatan makanan dan minuman, tetapi juga dari merokok, menggunakan wewangian, singkatnya dari segala sesuatu yang dapat memberikan kesegaran atau keringanan. Pada I Syawal, orang beriman dapat menjalani kehidupan seperti biasa kembali dan bisa bergaul lagi dengan istrinya,'' ujar Elvian. 

Selengkapnya dalam Koran dinyatakan: 

Lebaran moet de versoendaniseering zijn van het Arabische word : albarian, waaraan de beteekenis van ,,ontbijt” wordt toegekend. Na zich gedurende een maand des daags van elle voedsel te hebben onthouden, niet allen van alle genot van spijs en drank, maar ook van het rooken van tabak, het gebruik van parfumerieën, in één word van alles wat eenige verfrissching of verlichting zou kunnen schenken, mag de geloovige op I Sjawwal het leven weder uitleven en zijn echtgenote opnieuw omhelzen. 

Awal puasa di Bangka biasanya ditandai dengan kegembiraan dari rumah tangga keluarga batih misalnya dengan menyiapkan makanan yang istimewa baik untuk berbuka puasa atau makanan untuk sahur di malam hari. Anak anak menyambut puasa dengan memainkan meriam bambu, mandi di sungai, memancing atau bermain di surau atau masjid. Waktu berbuka puasa dan sahur di Bangka ditandai dengan pukulan beduk dan bunyi siung dari perusahaan BTW atau mobil…***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: