Depati Amir Diblokade Ketat: Niat Memandang Pulau, Sampan Ada, Pengayuh Tidak
Makam Depati Amir.--
BABELPOS.ID.- Keterbatasan peralatan dan persenjataan untuk melawan Kolonial Belanda, sempat membuat sang Pahlawan Nasional asal Bangka Belitung (Babel), Depati Amir untuk membeli senjata ke Singapura.
Menurut Sejarahwan Babel, Akhmad Elvian, itu terjadi bulan Juni 1850, saat Amir berada di Sekinir.
Ia memutuskan untuk membeli senjata dan mesiu ke Singapura.
BACA JUGA:Depati Amir Kirim Durian ke Komandan Belanda, Tapi Perundingan Gagal!
Ia ditemani oleh Awang, Aim, Bangkit dan Raman dengan menggunakan sampan Bedang (kapal tarik 1,5 koyang) milik Kim Tjoan. Persiapan dimulai dari Loemoet. Untuk tujuan itu, Amir dibantu 100 uang Spanyol (Sp matten), kemudian dari batin Groenggang memberikannya 60 uang Spanyol (Sp matten), kurang lebih cukup untuk membeli 12 senapan, yang lain batin dari Ampang memberikan pemberian serupa, juga batin dari Jeruk, batin dari Bakong, batin dari Djampoerah dan batin dari Maras, memberikan pemberian yang sama.
''Namun begitu, maksud hati mendapatkan barang tidak bisa tercapai, karena di Teluk Klabat dan di muara Sungai Menduk, perahu kesulitan mendapatkan tempat bertambat dan wilayah laut sudah diblokade oleh Kapal Perang Api serta perahu bersenjata (Kruwis) milik Belanda,'' cerita Elvian yang juga penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia itu.
BACA JUGA:Roesin, Pejuang Sakti Pengikut Depati Amir. Dirantai dan Terbuang
Hambatan yang tidak bisa ditembus inilah sehingga munculnya kiasan: “Ingin Hati Memandang Pulau, Sampan Ada Pengayuh Tidak”.
''Buah masak tergantung tinggi, akan dijuluk penggalah singkat, akan ditingkat batangnya licin,'' tutup Elvian yang juga dikenal sebagai Sekwan Kota Pangkalpinang ini.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: