Mengapa Ujian Nasional Harus Dilaksanakan Kembali?

Mengapa Ujian Nasional Harus Dilaksanakan Kembali?

Handika Yuda Saputra --Foto: ist

Oleh: Handika Yuda Saputra

Akademisi / Sekretaris Umum DPD IMM Babel

__________________________________________

UJIAN Nasional (UN) adalah salah satu sistem evaluasi pendidikan yang telah lama digunakan di Indonesia sebelum akhirnya dihapuskan pada tahun 2020. Penghapusan UN didasarkan pada argumen bahwa sistem ini tidak lagi relevan dalam menilai kemampuan siswa secara komprehensif dan terlalu fokus pada hasil akhir, sehingga mengabaikan proses pembelajaran. Namun, terlepas dari alasan tersebut, masih banyak argumen kuat yang mendukung pentingnya pelaksanaan kembali UN sebagai instrumen evaluasi pendidikan nasional.

UN berfungsi sebagai alat untuk mengukur standar pendidikan secara nasional. Dalam sistem pendidikan yang sangat beragam di Indonesia, UN memiliki peran penting dalam menyelaraskan kualitas pendidikan di berbagai daerah. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan ribuan sekolah yang tersebar di seluruh nusantara, adanya standar nasional menjadi kebutuhan mendasar agar semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan berkualitas. UN memungkinkan pemerintah untuk mengetahui apakah standar tersebut tercapai atau tidak di setiap daerah. Tanpa UN, sulit bagi pemerintah untuk mengukur dan mengevaluasi kesenjangan pendidikan di berbagai wilayah.

UN juga memberikan tekanan positif kepada siswa, guru, dan sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Meskipun sering kali dianggap sebagai sumber tekanan bagi siswa, UN sebenarnya dapat mendorong mereka untuk belajar lebih giat. Tekanan yang terkendali sering kali menjadi motivasi penting untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Dalam konteks pendidikan, tantangan seperti ini diperlukan untuk melatih daya juang dan ketahanan mental siswa. UN dapat menjadi simulasi awal bagaimana siswa menghadapi tantangan besar di dunia nyata yang memerlukan kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab.

BACA JUGA:Impak Kenaikan PPN terhadap Konsumen: Tantangan dan Peluang dalam Menjaga Kesejahteraan Ekonomi

BACA JUGA:Homo Sacer Dalam Politik

Bagi guru dan sekolah, UN berfungsi sebagai indikator keberhasilan dalam mengajar. Ketika hasil UN menunjukkan angka yang kurang memuaskan, sekolah dan guru memiliki kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap metode pengajaran mereka. Hal ini juga mendorong sekolah untuk mencari solusi inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Tanpa UN, sekolah kehilangan alat penting untuk mengukur efektivitas pembelajaran mereka secara objektif dan berbasis data.

UN juga memiliki peran penting dalam menciptakan keadilan sosial dalam pendidikan. Sebagai alat evaluasi standar, UN memastikan bahwa semua siswa diuji dengan cara yang sama, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis mereka. Hal ini memberikan kesempatan yang adil bagi siswa dari daerah terpencil untuk bersaing dengan siswa di kota besar. Jika UN dihapuskan, kemungkinan besar penilaian akan lebih banyak bergantung pada sekolah masing-masing, yang berpotensi memperbesar kesenjangan antarwilayah.

Pentingnya persiapan siswa untuk menghadapi sistem seleksi di jenjang pendidikan berikutnya. UN memberikan gambaran kepada siswa mengenai bagaimana mereka harus menghadapi ujian skala besar di masa depan, seperti ujian masuk perguruan tinggi atau tes kemampuan kerja. Dengan adanya UN, siswa terbiasa dengan tekanan, pola soal, dan manajemen waktu yang diperlukan dalam menghadapi ujian-ujian penting tersebut.

Banyak yang berpendapat bahwa penghapusan UN memberikan keleluasaan lebih kepada siswa dan guru untuk fokus pada pembelajaran yang lebih holistik. Namun, tanpa alat ukur seperti UN, ada risiko bahwa standar evaluasi menjadi sangat subyektif dan tidak seragam. Misalnya, sistem penilaian berbasis sekolah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk bias dari guru, perbedaan fasilitas, dan kualitas pendidikan di masing-masing sekolah. Dalam situasi seperti ini, siswa di sekolah yang kurang berkualitas mungkin mendapatkan nilai tinggi karena standar evaluasinya lebih rendah, sedangkan siswa di sekolah berkualitas tinggi harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan nilai yang sama. UN membantu mencegah ketidakadilan semacam ini dengan memberikan standar penilaian yang seragam.

BACA JUGA:4 Skill yang Dibutuhkan Peserta Didik dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045

BACA JUGA:STAF AHLI KEPALA DAERAH, Jabatan Terminal atau Marginal?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: