Mengapa Ujian Nasional Harus Dilaksanakan Kembali?
Handika Yuda Saputra --Foto: ist
UN juga memiliki potensi besar untuk mendorong reformasi sistem pendidikan di Indonesia. Melalui hasil UN, pemerintah dapat mengidentifikasi kelemahan sistem pendidikan dan merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran. Misalnya, jika ada wilayah tertentu yang secara konsisten mencatat hasil UN yang rendah, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya tambahan ke wilayah tersebut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tanpa data dari UN, pengambilan kebijakan semacam ini menjadi lebih sulit karena tidak ada indikator yang jelas untuk mengukur kebutuhan setiap daerah.
UN juga penting untuk memastikan bahwa Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Banyak negara maju memiliki sistem evaluasi nasional yang ketat untuk memastikan mutu pendidikan mereka. Dengan melaksanakan kembali UN, Indonesia dapat menyelaraskan standar pendidikannya dengan negara-negara lain. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing siswa Indonesia di tingkat global, tetapi juga meningkatkan citra pendidikan nasional di mata dunia.
Pelaksanaan kembali UN harus dilakukan dengan berbagai penyesuaian agar lebih relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini. Salah satu kritik utama terhadap UN sebelumnya adalah fokusnya yang terlalu besar pada hafalan dan hasil akhir. Oleh karena itu, jika UN dilaksanakan kembali, pemerintah harus memastikan bahwa sistem evaluasi ini mencakup aspek-aspek lain seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah. Penggunaan teknologi juga dapat diintegrasikan untuk membuat UN lebih fleksibel dan efisien, misalnya dengan melaksanakan ujian berbasis komputer yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Dukungan psikologis bagi siswa juga harus menjadi prioritas. Pemerintah perlu memastikan bahwa UN tidak lagi menjadi sumber stres yang berlebihan bagi siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan program bimbingan konseling yang membantu siswa menghadapi tekanan ujian serta memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pentingnya mendukung anak mereka secara emosional. Dengan pendekatan yang lebih manusiawi, UN dapat menjadi alat evaluasi yang tidak hanya mengukur hasil belajar, tetapi juga mendukung perkembangan karakter siswa.
BACA JUGA:Menghadapi Tantangan Gen Z: Menemukan Gaya Kepemimpinan yang Mendorong Kinerja Optimal
BACA JUGA:KOTAK KOSONG PETAKA DEMOKRASI
Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan adalah fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa. Untuk itu, diperlukan alat evaluasi yang dapat memastikan bahwa pendidikan di Indonesia berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Meskipun penghapusan UN memiliki niat baik untuk mengurangi tekanan pada siswa, absennya sistem evaluasi nasional dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang, seperti ketidakmerataan kualitas pendidikan dan sulitnya mengukur keberhasilan sistem pendidikan secara keseluruhan. Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, UN seharusnya dipertimbangkan kembali sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, tentunya dengan berbagai pembaruan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Pelaksanaan kembali UN bukanlah langkah mundur, melainkan langkah maju untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia. UN dapat menjadi katalis bagi perubahan positif jika dirancang dan dilaksanakan dengan cara yang tepat. Dengan mempertimbangkan semua argumen yang telah diuraikan, sangat jelas bahwa UN memiliki peran strategis dalam membangun sistem pendidikan yang lebih baik dan merata di Indonesia.
BACA JUGA:Refleksi Hari Guru: Menjawab Tantangan Kesejahteraan dan Profesionalisme di Dunia Pendidikan
BACA JUGA:MEMPERINGATI HARI ANAK SEDUNIA : Menjadi Orang Tua Sebagai Sahabat Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: