Datuk Akhmad Elvian Ajak Masyarakat Melayu Babel Merawat Marwah

Datuk Akhmad Elvian Ajak Masyarakat Melayu Babel Merawat Marwah

Akhamd Elvian --Ist

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG – Penerima Anugrah Kebudayaan Kategori Pelestari dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2018, Datuk Akhmad Elvian, mengajak masyarakat rentang tanah melayu termasuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk merawat, menjaga dan mengangkat kembali marwah melayu menjadi lebih baik, benar dan tetap bermartabat dalam perlambang peradaban budi bahasa, budi busana maupun budi karya yang terkait dengan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan orang melayu.

Menurutnya, dari dulu melayu adalah satu sebagai suku bangsa, meskipun tinggalnya di tempat yang berbeda-beda. "Karena ciri melayu itu, dia sangat cinta kepada negeri di mana dia tinggal, di mana bumi di huni maka disitu adat dipakai dan dijunjung," ujarnya kepada Babel Pos.

BACA JUGA:PAHLAWAN DUABELAS (Bagian Empat)

Dalam konteks membela kebenaran dan membela keadilan, maka wajib bagi orang melayu, membela negerinya, membela tanah rentang melayu dan mempertahankan tanah tempat tinggalnya. 

Peneliti, Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung ini menjelaskan, bahwa kerajaan-kerajaan melayu mengalami perkembangan di Sumatera pada abad ke-7 dan 8 masehi. Masyarakat melayu juga menggunakan bahasa melayu yang merupakan cabang besar dari bahasa Austronesia. Bahasa melayu berkembang dalam rentang yang cukup luas di Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara dan suku bangsa melayu juga mendiami wilayah-wilayah rentang melayu mulai dari Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, Filifina Sampai Papua.

BACA JUGA:PAHLAWAN DUABELAS (Bagian Tiga)

Sebagai suku bangsa yang besar, maka melayu juga memiliki nilai-nilai budaya melayu yang diwariskan baik dari kesultanan melayu, kerajaan melayu ataupun negeri-negeri melayu yang berkembang seperti Johor, Riau, Lingga

Budaya melayu memiliki peradaban yang maju disamping bahasa melayu, maka ada yang juga disebut dengan wibawa atau marwah melayu yang biasanya juga terkait dengan budi bahasa, berbahasa yang baik, sopan dan santun, budi pekerti, tindakan perbuatan yang baik di dalam kehidupan, budi busana yang baik di dalam kehidupan kesaharian, budi tindakan atau budi karya yang dicirikan oleh orang melayu itu dengan cara bekerja yang baik.

BACA JUGA:PAHLAWAN DUABELAS (Bagian Dua)

Makanya orang melayu itu sangat menjaga budinya sebagai perlambang tingginya marwah. Dan sebagai orang berbudi maka orang melayu itu juga sangat cinta dengan keluarga dan cinta kepada negerinya.

“Kecintaannya itu dilakukan sesuai dengan hukum syara' atau hukum agama. Karena di melayu itu berlaku apa yang disebut dengan adat bersendi kepada syara` dan syara` bersendi kepada kitabullah, Jadi jelas bahwa melayu itu adalah suku bangsa yang menjaga marwah, memelihara budi, cinta kepada keluarga dan negerinya. Makanya dalam konteks kekinian maka sangat penting bagi kita semua untuk bagaimana mengangkat kembali dan menjaga marwah melayu itu menjadi lebih baik lagi,” ajak pria yang menerima gelar Darjah Pangeran Mahkota dari Kesultanan Palembang Darussalam ini.

BACA JUGA:PAHLAWAN DUABELAS (Bagian Satu)

Peran masyarakat melayu dalam membela tanah airnya juga harus semakin direaliasikan termasuk dalam hal kesadaran untuk mempelajari sejarah bangsanya bahkan sejarah kelam bangsa Indonesia dengan benar.

Pria yang kini menjabat sebagai Sekwan DPRD Kota Pangkalpinang ini, menyebut salah satunya adalah pentingnya memaknai sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang baru saja dilaksanakan 1 Oktober 2023 lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: