Pelayanan Kepegawaian Memadai (LAYANI) di DKP Provinsi Kepulauan Babel: Inovasi Internal Berbasis Kepedulian

Dwi Okta Wijaya--Foto: ist
Ini menjadi bagian inti dari layanan ini. Aplikasi terkait manajemen kepegawaian untuk ASN Pemerintah Prov. Kep. Babel sudah dikeluarkan oleh BKPSDMD Prov. Kep. Babel dengan SATAM-ASN, dan ASN Digital oleh Badan Kepegawaian Negara. Selanjutnya bagaimana aplikasi ini dapat dimanfaatkan seefektif mungkin disaat informasi pemanfaatan fitur-fiturnya terbatas dan cenderung mengharapkan ASN untuk mencari tahu dan mengeksplorasi sendiri cara penggunaannya.
Oleh karena itu, perlu dilakukannya pendampingan dalam proses layanan kepegawaian dan pemanfaatan aplikasi yang ada. Pemberi layanan harus siap membantu dan mendampingi pegawai, tidak hanya pasif namun aktif. Tidak hanya menunggu, tapi dapat juga menjemput bola.
Ruang untuk komunikasi yang transparan dan partisipatif pun digelar. Pegawai dapat berkonsultasi tentang masalah kepegawaian seperti adanya ConsDesk di waktu kerja dan saluran percakapan atau ChatCanal sepanjang waktu, menjadi fasilitator masalah yang terjadi antara atasan dan bawahan, dan lain-lain.
Saluran komunikasi dibangun untuk memungkinkan pegawai menyampaikan masukan, keluhan, dan kritik. Pegawai harus dipastikan memiliki akses yang sama terhadap informasi penting kepegawaian, seperti kenaikan pangkat, peluang karir, kinerja instansi, kebijakan-kebijakan terbaru, dan sebagainya.
2. Layanan Tepat, Cepat, dan Peduli
Layanan kepegawaian haruslah dilakukan tepat secara administrasi, cepat dalam proses penyelesaiannya, dan pegawai merasa dipedulikan oleh pemberi layanan. Saat pegawai menghadapi kesulitan atau pertanyaan, pemberi layanan harus memberikan bantuan dan Solusi dengan cepat dan tepat. Saluran komunikasi terbuka sepanjang waktu, baik telepon atau fitur percakapan, dan pegawai akan mendapatkan respon secepatnya dari pemberi layanan. Dengan begitu, pegawai merasa bahwa petugas peduli dengan mereka.
Pendekatanpun harus proaktif, bahwa layanan tidak mesti menunggu ada masalah, namun mengingatkan juga apa yang menjadi kebutuhan terkait layanan mereka sehingga dapat meminimalisir kesalahan administratif dan prosedur, serta menghindari keterlambatan penyelesaian. Informasi dapat diberikan terlebih dahulu, sebelum pegawai membutuhkannya.
3. Sosialisasi dan Informasi
Pemberi layanan selalu memberikan informasi atas layanan kepegawaian secara berkala dan melakukan sosialisi jika diperlukan untuk semua hal-hal baru yang berkaitan dengan manajemen kepegawaian. Ini dapat menjadi jembatan penting tersampaikannya suatu kebijakan atau aturan kepada ASN. Suatu upaya memastikan setiap pegawai terinformasi, terlibatkan, dan menjadi paham. Sosialisasi dapat dilakukan dengan melibatkan pihak yang berkepentingan seperti BKPSDMD atau perwakilan pegawai yang berkaitan dengan masalah berkenaan. Dengan ini, pegawai tidak hanya patuh aturan, namun dapat membangun kesadaran dan pemahaman mereka tentang hal yang berkaitan dengan manajemen kepegawaian.
4. Pemanfaatan Teknologi
Teknologi digital di era sekarang menjadi suatu keharusan dalam memberikan layanan yang cepat, sederhana, dan transparan. Pemanfaatan aplikasi kepegawaian SATAM-ASN dilakukan secara optimal, migrasi presensi by machine menuju by mobile, dan pendampingan atau konsultasi melalui media whatsapp ataupun telepon dilakukan. Teknologi dapat membangun organisasi yang adaptif.
Optimalisasi berbasis kepedulian ini adalah suatu proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan adaptasi. Pemberi layanan harus produktif dan melibatkan diri sehingga pegawai merasa diperhatikan. Budaya kerja yang baik berpengaruh besar dalam hal ini. Komunikasi yang lancar, lingkungan kerja yang inklusif, dan saling menghormati antar pegawai akan meningkatkan loyalitas dan produktifitas kerja pegawai dalam usaha mereka semua mencapai tujuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Melayani pegawai di dalam instansi dengan baik, sehingga pegawai dapat optimal melayani masyarakat di luar instansi.
BACA JUGA:Pendidikan yang Gagal Merawat: Bullying, Trauma, dan Nyawa yang Terenggut
BACA JUGA:Bukan Deep Learning, Pendidikan Indonesia Butuh Perbaikan Supervisi dan Kompensasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: