SEKOLAH RAKYAT: LANGKAH MEMUTUS RANTAI KEMISKINAN

Sarif --Foto: ist
Oleh: Sarif
Wakil Ketua Bidang Riset, Teknologi dan MSDM Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung
___________________________________________
Kemiskinan adalah salah satu hal yang tidak habis-habisnya dibicarakan. Apalagi musim pemilihan caleg, pilkada maupun pilpres. Pemerintah berupaya terus menerus untuk memberantas kemiskinan yang ada di Indonesia. Penanganan kemiskinan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada sasaran saja melainkan juga upaya untuk mendukung lingkungan yang dapat mendorong pembangunan berkelanjutan yaitu berfokus pada peningkatan pendapatan masyarakat, pengurangan beban masyarakat, dan penurunan wilayah kantong kemiskinan.
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial masih menjadi fokus penanganan masyarakat miskin baik di daerah maupun pemerintah Pusat dalam konteks Nasional. Program ini memang memiliki manfaat secara langsung dan cepat pada masyarakat miskin. Namun program ini memiliki potensi sulit dilakukan dalam jangka panjang karena bergantung pada pendapatan daerah dalam kondisi tertentu. Intervensi kemiskinan juga perlu dipandang sebagai upaya dalam pengembangan kesejahteraan sosial yang dapat meningkatkan pendapatan sehingga berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, maka diperlukan lagi terobosan-terobosan yang dapat memutus rantai kemiskinan. Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial memiliki inovasi dalam rangka menanggulangi kemiskinan melalui Pendidikan yang dikenal dengan Program Sekolah Rakyat. Program Sekolah Rakyat ini tidak hanya mengurangi kemiskinan akan tetapi dianggap mampu memutuskan kemiskinan antar generasi.
Program Sekolah Rakyat dinilai pro-rakyat dimana memberikan harapan dan mimpi bagi anak-anak termarjinal, tapi juga perlu pengawasan ketat agar tidak menimbulkan kesenjangan baru dalam sistem pendidikan.
Sekolah Rakyat bagian pemerataan Pendidikan bagi masyarakat miskin pada Pendidikan tingkat dasar, pertama, dan menengah. Program ini memberikan pendidikan secara gratis dan berkualitas kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang terdaftar dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) atau masuk dalam kategori desil 1 dan desil 2.
BACA JUGA:Mempertanyakan Kekukuhan KPU Bangka Mem-TMS-kan Pasangan Rato-Ramadian
BACA JUGA:Pendidikan yang Gagal Merawat: Bullying, Trauma, dan Nyawa yang Terenggut
Program Sekolah Rakyat berbeda dengan sekolah umum. Sekolah rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama penuh untuk memastikan para siswa mendapat Pendidikan dan pengasuhan yang optimal serta kehidupan yang layak.
Program sekolah rakyat ini serba gratis yang ditanggung penuh oleh negara, dari ujung kaki hingga ujung kepala diantaranya makanan bergizi, biaya sekolah, seragam sekolah, tempat tidur, peralatan belajar, ruang belajar, ruang tidur yang layak, layanan kesehatan, fasilitas modern bahkan perlengkapan mandi. Tentunya ini bagian dari mewujudkan cita-cita Pendidikan inklusif dan akses Pendidikan merata yang tidak jauh alias dekat panggang dari api.
Program Sekolah Rakyat merupakan harapan bagi orang tua yang tidak mampu melanjutkan sekolah anaknya, agar anak-anak mereka dapat Pendidikan seperti anak-anak yang lainnya tanpa memikirkan biaya dan kebutuhan anaknya.
Dengan adanya fasilitas penuh yang ditanggung oleh negara bukan berarti semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan yaitu orang tua anak banyak yang mendaftarkan diri di Sekolah Rakyat. Pastinya akan mendapati hambatan atau tantangan tersendiri; pertama, anak-anak terkadang tidak mau jauh dari orangtuanya atau meninggalkan rumah dan teman teman dilingkungan mereka. Kedua, orang tua juga sebaliknya, ada sebagian dari orang tua enggan berpisah dengan anaknya. Ketiga, orang yang bersekolah rakyat sedikit banyaknya akan mendapati pelabelan dari teman sebayanya berupa Sekolah Rakyat adalah tempat belajar orang miskin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: