Petani Dusun SPA Rias Keluhkan JUT Rusak, Biaya Angkut Gabah Capai Rp 30 Ribu

Petani Dusun SPA Rias Keluhkan JUT Rusak, Biaya Angkut Gabah Capai Rp 30 Ribu

Jalan usaha tani Dusun SPA yang dikeluhkan para petani.--(Ilham)

BABELPOS.ID, TOBOALI - Petani Dusun SPA Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mengeluhkan Jalan Usaha Tani (JUT) yang rusak.

Pasalnya JUT yang sudah berusia puluhan tahun ini, tak pernah mendapatkan peningkatan setelah selesai dibangun hingga sekarang.

JUT ini merupakan satu-satunya jalan yang digunakan oleh para petani Dusun SPA Rias sebagai mobilisasi pengangkutan hasil produksi padi yang ditanam, dan alhasil biaya pengangkutan ikut membengkak.

Salah satu petani Dusun SPA Rias, Imam mengatakan, jalan ini susah dilalui ketika musim penghujan, karena sudah lama sekali rusak, seperti tak ada perhatiannya.

"Seperti tak ada perhatian, karena sudah lama rusak jalan tersebut," ungkapnya, Senin (29/01).

BACA JUGA:30 Akses JUT Akan Dibangun, Segini Anggaran yang Disiapkan Pemkab Basel

BACA JUGA:DPPP Basel Bangun 18 Ruas JUT di Desa Tanjung Sangkar

Diakui Imam, bahwa jalan ini merupakan satu - satunya akses menuju sawah di Dusun SPA Rias yang digunakan sebagai jalan pengangkutan hasil produksi Padi.

Saat musim penghujan jalan tersebut sulit dilalui bahkan biaya jasa angkut turut naik. Biasanya sekali angkut biaya per rit hanya Rp 5 - 10 ribu, tetapi karena kondisinya rusak biaya sekali angkut capai Rp 25 - 30 ribu.

"Akibat jalan rusak ini, biaya angkut pun juga ikut naik bisa sampai Rp 30 ribu per rit," jelasnya.

Disebutkan Imam, JUT yang sudah berusia 20 tahun ini tidak mendapat perhatian sama sekali. Akibatnya sekitar 50 petani terisolir padahal hasil produktivas padinya lebih bagus dibandingkan sawah - sawah lainnya.

BACA JUGA:Kolaborasi Pemerintah Kecamatan Airgegas dan Makodim Basel, Bangun Akses Jalan Gumbak Dengan TMMD

BACA JUGA:Warga Gumbak Berhak Mendapatkan Akses Jalan Terbaik

"Jalan ini juga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, jadi satu - satunya cara dengan kendaraan roda dua, hal ini lah yang membuat para petani banyak dirugikan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: