Pekerja Anak di Tambang TI Bangka Tengah Sudah Jarang Ditemukan?

Pekerja Anak di Tambang TI Bangka Tengah Sudah Jarang Ditemukan?

--

BABELPOS.ID, KOBA - KPAI bersama Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia melakukan penelusuran informasi pekerja anak di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Kamis, (19/10/2023).

BACA JUGA:Kalahkan Brunei, Ranking Indonesia Naik, Dimas & Sananta Top Skor Kalahkan Messi, Neymar

Tim monitoring diterima Sekretaris Daerah Bangka Tengah, Sugianto dan berdiskusi mengenai fenomena pekerja anak di tambang inkonvensional (TI).

Turut hadir dinas terkait seperti Bappeda, Bidang Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, Kanit PPA, Dinas Sosial, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Forum Anak Kabupaten, dan PATBM.

BACA JUGA:Subsidi Angkutan Udara, Diharapkan Dapat Tekan Angka Inflasi di Kepulauan Babel

Nampak, pertemuan berlangsung sangat dinamis dan mendapat respons dari seluruh peserta yang hadir. Peserta dibagi dalam dua kelompok untuk memudahkan fasilitator menggali dan mengelola diskusi. 

Sugianto menyampaikan bahwa Kabupaten Bangka Tengah menjadi kabupaten yang telah memperoleh predikat KLA Nindya. Pencapaian ini bagus dan dapat menggambarkan situasi pemenuhan hak anak selama ini. 

BACA JUGA:Atlet POBN Babel Siap Tanding di IMAG 2023

Akan tetapi, diakui Sugianto berdasarkan temuan Ombudsman, Kabupaten Bangka Tengah menempati urutan kedua paling bawah tingkat kabupaten rata-rata lama sekolah masih terdapat angka anak putus sekolah yang cukup besar.

"Terkait fenomena pekerja anak yang diberitakan media online, memang dulu banyak anak-anak yang bekerja sebagai pengumpul timah di tambang inkonvensional, namun saat ini nampaknya sudah sangat berkurang, bila terlihat pun kemungkinan mereka adalah bukan masyarakat asli Bangka Tengah, karena disini juga cepat terjadi pergeseran penduduk,"terangnya, Kamis (18/10/2023).

BACA JUGA:Kejati Stop Sidik Dugaan Tipikor Pelayanan Tunda dan Pandu Pelindo Pangkalbalam, Benarkah?

Ia juga merasa sangat senang dengan kunjungan tim kolaborasi ini, agar pemetaan terkait pekerja anak sebagai pengumpul timah ini menjadi lebih objektif.

Kata Dia, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, sebenarnya angka putus sekolah di tingkat SD dan SMP sudah kecil, memang berbeda dengan tingkat SMA yang cukup tinggi sesuai dengan Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang dirilis oleh BPS, di mana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menempati posisi 3 (tiga) terendah untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 15-18 Tahun dengan nilai APS 68,15.

BACA JUGA:Kejati Stop Sidik Dugaan Tipikor Pelayanan Tunda dan Pandu Pelindo Pangkalbalam, Benarkah?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: