BRIEVENBUS DI PANGKALPINANG

Akhmad Elvian--
Membaca informasi pada laman www.posindonesia.co.id, secara umum dan singkat sejarah Pos di Indonesia memang sangat panjang, dimulai ketika Pos pertama kali didirikan oleh gubernur Jenderal, GW Baron van Imhoff, pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk menjamin keamanan surat-surat penduduk terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar pulau Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke negeri Belanda. Pada tahun 1875 dinas Pos disatukan dengan dinas Telegrap dengan status jawatan dengan nama POST EN TELEGRAFDIENST. Tahun 1877, sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah berhubungan dalam pengiriman surat dan barang secara internasional, sehingga tercatat sebagai anggota Union Postale Universelle (UPU). Pada Tahun1945, saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang, selanjutnya pada tanggal 27 September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil alih PTT dan secara resmi diubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari bakti POSTEL. Selanjutnya pada Tahun 1965 PTT berganti menjadi Perusahaan Negara dan Giro (PN Pos dan Giro). Pada tahun 1978 PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro dan sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giro pos baik untuk untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perusahaan Umum, pada tanggal 20 Juni 1995 Perusahaan Umum Pos dan Giro diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Pos Indonesia (Persero)
BACA JUGA:Aik Mangkok
Sementara itu sejarah pos di Pangkalpinang, telah berkembang seiring dengan perkembangan distrik Pangkalpinang. Sejak masa kekuasaan Inggris, Pangkalpinang sudah menjadi satu distric dalam wilayah Southeast Division dari empat distric yang ada di pulau Bangka dan pada masa pemerintahan Hindia Belanda Tahun 1816, Pangkalpinangpun berkembang menjadi satu distrik yang produktif di pulau Bangka serta kebutuhan akan jasa Pos semakin meningkat. Pada masa kekuasaan Hindia Belanda di pulau Bangka, diterapkan sistem Kerja Paksa dan salah satu kerja paksa tanpa dibayar (herendients atau corvee) yang diwajibkan pemerintah Hindia Belanda terhadap rakyat Bangka adalah memikul tandu pejabat Belanda, mengangkut logistik tentara, dan menjadi kurir pengantar surat. Pos surat yang dilakukan dengan berjalan kaki oleh penduduk kampung dengan kerja wajib tanpa upah sangat menindas dan mempermalukan harga diri penduduk pulau Bangka. Setelah selesainya perlawanan bersenjata rakyat Bangka yang dipimpin oleh Depati Amir (Tahun 1848-1851), Kerja paksa dalam bentuk pengiriman surat yang selama ini dilakukan dengan cara berjalan kaki dari satu distrik ke distrik lainnya di pulau Bangka oleh penduduk yang direkrut dari kampung dan dusun dengan cara kerja wajib tanpa upah sudah dilarang dan ditinggalkan. Untuk pekerjaan pengiriman surat, pemerintah Hindia Belanda mulai menggunakan Kereta Pos (Elvian,2016:87, 131). Pada saat perang Bangka, dapat dilihat di Arsip Nasional Republik Indonesia, begitu intensnya pengiriman surat atau korespondensi antara pejabat-pejabat sipil maupun militer Belanda di pulau Bangka yang dilakukan antar distrik, maupun dengan pejabatnya di pusat, baik yang berkedudukan di Kota Batavia maupun di Kota Buitenzorg (Bogor).
BACA JUGA:Protes Raffles
Puncak peningkatan kebutuhan akan jasa Pos di Kota Pangkalpinang terjadi sejak ditetapkannya Pangkalpinang sebagai ibukota keresidenan Bangka dan pemindahan ibukota keresidenan Bangka dari Kota Muntok ke Kota Pangkalpinang pada tanggal 3 September 1913. Dalam Onderling verkeer der post-en hulpkantoren in Nederlandsch-Indie (terbitan 1916), hlm. 118, dinyatakan, bahwa fasilitas untuk kepentingan masyarakat seperti Gouvernements Post-,Telegraaf-en Telefoondienst Hindia Belanda telah dibangun di Pangkalpinang. Bersamaan dengan pembangunan di Pangkalpinang, fasilitas Gouvernements Post-,Telegraaf-en Telefoondienst dibangun juga di Toboali, Sungailiat, dan Blinju. Gouvernements Post-, Telegraaf-en Telefoondienst in Nederlandsch-Indie yang ada di Toboali, Sungailiat dan Blinju, menjadi kantor penghubung surat-menyurat antar ibukota distrik yang ada di pulau Bangka lainnya dengan Pangkalpinang sebagai ibukota keresidenan Bangka. Brievenbus yang tersisa di depan Kantor Pos Pangkalpinang adalah salahsatu bukti perkembangan pos di pulau Bangka. Menelisik angka tahun 1911 pada Brievenbus Pangkalpinang, diduga bahwa Brievenbus sudah mulai digunakan pada tahun 1911, sebagai salahsatu sarana Pos ketika Mentok masih menjadi ibukota Keresidenan Bangka, dan Pangkalpinang adalah salahsatu distrik di pulau Bangka, walaupun Gouvernements Post-,Telegraaf-en Telefoondienst Hindia Belanda baru dibangun di Pangkalpinang pada Tahun 1916.
BACA JUGA:Ngembaruk
Khusus untuk penggunaan jasa telekomunikasi telepon dan telegraf, dalam toelichtingen (penjelasan) peta Resident Bangka en Onderh. Opgenomen door den Topografischen dienst in 1928-1929 Blad 34/XXV d. Reproductiebedrijf Topografische dienst, Batavia 1931 Auteursrecht Voorbehouden (Stbl 1912 No.600),ditulis: “Opgenomen in 1928-1929 met de theodoliet-en berg boussole. De coordinate der gebezigde drie-hoekspunten komen voor in een register berustende bij de 3e Opnemingsbrigade te Pangkalpinang. Een telegraaf- en telefoonlijn loopt langs de wegwn; Pangkalpinang-Katje westwaarts; Pangkalpinang-kilometerpaal 4 noordwaarts. Een telefoonlijn loopt langs de wegen: Pangkalbalam-Gabek-Pangkalpinang- WS 359 zuidoostwaarts : Semabong-WS 352 oostwaarts en Pangkalpinang-WS 302 zuidwaarts. Maksudnya direkam pada Tahun 1928-1928 dengan theodolite dan berg boussole (?). Koordinat titik-titik tiga sudut yang digunakan muncul dalam daftar dengan Brigade Penyelidikan ke-3 di Pangkalpinang. Telegraf dan saluran telepon melintang di sepanjang jalan: Pangkalpinang-Katje ke arah Barat; Pangkalpinang kilometer 4 ke Utara. Saluran telepon terbentang di sepanjang jalan: Pangkalbalam-Gabek-Pangkalpinang-WS (waterpaspilaar secundair) 359 Tenggara: Semabong-WS (waterpaspilaar secundair) 352 ke arah Timur dan Pangkalpinang-WS (waterpaspilaar secundair) 302 ke arah Selatan.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: