Batin Tikal Pejuang dari Kampung Gudang (Bagian Enam)
Akhmad Elvian - Sejarawan dan Budayawan, Penerima Anugerah Kebudayaan--
Batin Tikal, dan selebihnya (yang disebutkan oleh Belanda dengan orang-orang pribumi kuli dari Batin Tikal yang menjadi pengikut Boedjang Singkip dan Ribut yaitu Bujil, Mat, Toha, Lahie, Sindong, Akop, Mail, Sawal dan Arif, 4 wanita, 6 anak-anak), kemudian dipenjara di sini (markas militer Belanda di Sungaiselan).
Boedjang Singkip dan Oemar, dalam perjalanan dari distrik Koba menuju Sungaiselan yang melarikan diri, berdasarkan surat Administratur Muntok kepada Residen Bangka, Muntok Tanggal 27 Maret 1851 Nomor 86, dikabarkan lebih lanjut, bahwa Boedjang Singkip dan Oemar rupa-rupanya tempat perlindungannya telah dicari pada tanggal 21 dan 23 Maret 1851, Boedjang Singkip dan pengikutnya oleh barisan tentara telah diketemukan di Muras (Muras sungai/ Paya-paya) di wilayah Sungai Kabal.
Pada pertemuan pertama pemberontak lari dengan meninggalkan senjata; 1 geweren, 24 patroon, 43 kogel, pada pertemuan kedua pemberontak melarikan diri meninggalkan padi, beras, parang dan beberapa potong baju”.
Tampaknya pengejaran, pengepungan dan penangkapan terhadap pengikut setia pemberontak Amir terus berlanjut, sejak tanggal 21 Februari 1851, telah datang kabar dari Haji Muhamad Seman, ada beberapa barisan yang dikirim mencari para pemberontak.
Sekali lagi dikabarkan, Tujuh dari mereka akan datang menyerahkan diri (ditangkap) dan termasuk Kie-Assang (saudaranya Amir ?). Sekarang mereka hanya tinggal dibawa kemari (maksudnya Sungaiselan). Sekarang, semua kepala pemberontak kecuali Boedjang Singkip telah di tangan kami (Belanda).
Sekarang hanya tinggal 7 atau 8 orang yang membangkang, lainnya termasuk 2 putra Batin Tikal (Ribut dan Mamut). Untuk dipercayai, tidak lama lagi mereka akan datang menyerahkan diri atau ditangkap. (***/Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: