Tunggu Kepulangan PSK, Kepala DPPPAKB Kota Sediakan Rumah Pribadi

Tunggu Kepulangan PSK, Kepala DPPPAKB Kota Sediakan Rumah Pribadi

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Beberapa hari terakhir Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Kota Pangkalpinang, Eti Fahriaty disibukkan dengan kasus trafficking di lokalisasi Parit 6. 

Bersama Polres, Dinas Sosial, Pol PP pihaknya berupaya melakukan pemulangan para korban ke daerah masing-masing. 

Bahkan, Eti menyediakan rumah pribadinya untuk menunggu kepulangan para PSK lokaliasi Parit 6 agar mereka lebih aman. 

Menurut Eti, kasus ini terungkap setelah salah satu korban merupakan keluarga dari anggota Polri di kampung halamannya. 

Kemudian, mereka melakukan koordinasi dengan Polres Pangkalpinang sehingga langsung bertindak ke lokasi melibatkan beberapa Dinas terkait.  

"Kita hubungi Dinsos Provinsi untuk memulangkan mereka pertama 29 orang. Proses penggerebekan itu kita tanya berapa yang tidak mau pulang. 

Yang tidak mau pulang ini 10 orang, setelah proses pemulangan pertama 29 orang ada anak pemilk di lokalisasi kami menekankan untuk mengurus biaya pemulangan mereka. Mereka setuju untuk memulangkan mereka dan ditampung di Dinsos Provinsi," urainya.

Saat ditampung itu para korban merasa tidak aman karena pihak lokalisasi masih berkeliaran merayu mereka kembali. 

Mereka pulang lewat Pangkalbalam kepulangan mereka masih ada usaha dari lokalisasi menyusup ikut berangkat bersama mereka. 

"Kemudian, 10 orang ini ada laporan lagi, yang mau pulang juga. Besoknya kami datangi lagi ke lokalisasi itu mereka tidak di TKP sudah pindah ke rumah maminya. 

Setelah itu kita bergerak menjemput mereka karena tidak aman di Panti Sosial itu dengan inisiatif saya bawa kerumah. Agar lebih aman mereka tidak pegang handphone," ungkapnya.

Berkaca pada saat pemulangan melalui Pelabuhan Pangkalbalam, 10 orang ini akan dikawal kepulangannya oleh Perwakilan PPA Polres, Pol PP, Dinsos Kota. 

Diceritakan Eti, dari interogasi ke para korban ada beberapa yang masih dibawah umur. Bahkan mereka yang tidak dapat langganan mendapat siksaan dari pemilik lokalisasi. 

Sebelumnya, mereka mendapat informasi pekerjaan dari media sosial saat berangkat ke Kota Pangkalpinang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: