Sekjen PDIP Diborgol KPK

Hasto Kristiyanto dengan rompi orange dan tangan terborgol ditunjukkan KPK saat jumpa pers penahanan. --Foto: ist
BABELPOS.ID, JAKARTA - Baru pertama menjalani pemeriksaan sebagai tersangka, Sekretaris Jenderal (Sekjend) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto langsung ditahan (Komisi Pemberantasan Korupsi) KPK, Kamis (20/2).
Tim penyidik KPK menyematkan rompi jingga bertuliskan "Tahanan KPK" kepada Hasto Kristiyanto atas perannya dalam perkara dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan.
Hasto tampak meninggalkan ruang pemeriksaan KPK di lantai 2 Gedung Merah Putih KPK dengan tangan terborgol dan dikawal beberapa petugas KPK, Kamis sore (20/2).
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto menegaskan penyidikan dugaan korupsi terhadap Hasto Kristiyanto adalah murni penegakan hukum tanpa ada muatan politik.
"Untuk kesekian kalinya KPK menyampaikan bahwa penetapan tersangka saudara HK bukan bagian dari politisasi kekuasaan," kata Tessa dikutip dari Antara.
BACA JUGA:Dilantik Presiden Prabowo, Algafry-Efrianda Ajak Sinergi Bangun Bateng
BACA JUGA:Sidang Tipikor Tanam Pisang Tumbuh Sawit, Ini Kesaksian 3 Bos Sawit PT SAML, PT FAL dan PT BAM
Tessa menerangkan penetapan status tersangka terhadap Hasto dilakukan berdasarkan kecukupan alat bukti. Dia juga mengatakan undang-undang mensyaratkan bahwa dua alat bukti sudah cukup untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka, meski demikian KPK telah mengantongi lebih dari dua alat bukti yang sebagian besar telah dibuka di hadapan publik dalam sidang praperadilan.
Ketua KPK Setyo Budiyanto menyebut dalam kasus ini ada 53 saksi dan enam orang ahli yang dimintai keterangan.
“Juga telah dilakukan kegiatan upaya paksa berupa penggeledahan di beberapa lokasi dan penyitaan dokumen, barang bukti elektronik serta barang-barang lainnya,” tegasnya.
Hasto kemudian dijerat dengan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Sedangkan untuk perkara suap terkait perintangan penyidikan, Setyo bilang, prosesnya bakal dilakukan secara stimultan.
BACA JUGA:Bandar Narkoba dan Kurir Ditangkap Polres Basel, 0,17 gram Jadi Barang Bukti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: