Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Damai di Tugu Nol Pangkalpinang, Desak Prof Bambang Hero Minta Maaf ke Masyarakat

Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Damai di Tugu Nol Pangkalpinang, Desak Prof Bambang Hero Minta Maaf ke Masyarakat

Gerakan Aktivis dan Mahasiswa Tangkap Bambang Hero dan Komplotan (Geram Tabok) melalukan Aksi damai di tugu nol kilometer Pangkalpinang --

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Puluhan aktivis dan mahasiswa yang tergabung dalam  Gerakan Aktivis dan mahasiswa Tangkap Bambang Hero dan Komplotan (Geram Tabok) menggelar aksi damai di Tugu Nol Kilometer PANGKALPINANG, Selasa (14/1/2025). 

BACA JUGA:Bukit Merapin Geger, Ada Warganya Ditemukan Membusuk Dalam Kamar

Aksi tersebut sebagai bentuk protes sekaligus menuntut Prof Bambang Hero dan komplotannya untuk turut bertanggungjawab atas dampak ekonomi Bangka Belitung dengan klarifikasi dan meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Babel

terkait perhitungan kerugian negara Rp271 T dalam kasus megakorupsi timah di Provinsi Bangka Belitung. 

BACA JUGA:Fasilitas Lalulintas Dirusak OTD, Dalam Dua Pekan Sudah Dua Kali

Korlap Aksi, Yuda menyebut bahwa sebelumnya Bambang Hero Saharjo berteori ekonomi masyarakat Babel terzolimi pasca bergulirnya perkara korupsi komoditas Timah yang terjadi sejak tahun 2015-2022.

Dimana nilai perhitungan kerugian dinilai cukup fantastis yaitu Rp300 trilliun dengan komposisi yang paling banyak yaitu kerugian lingkungan sebesar Rp271 trilliun. 

Menurut Yuda, Prof Bambang Hero tidak memenuhi kualifikasi ahli sebagaimana dimaksud dengan Permen L.H No 7 Tahun 2014.

BACA JUGA:Kakak Adik di Pangkalpinang Ngedar Sabu, Berakhir Begini

"Yang Bambang Hero pakai adalah hitungan sendiri untuk menghitung kerugian lingkungan di Babel.

Dia tidak memenuhi kualifikasi sebagaimana dimaksud dengan pasal 2 dan pasal 4 Permen tersebut yang mesnyaratkan perhitungan hanya dilakukan oleh kementerian/ dinas lingkungan hidup, yang dilakukan oleh eselon 1 dan 2 dengan menunjuk ahli, sedangkan fakta yang ada prof Bambang tidak memenuhi ketentuan tersebut," ungkap Yuda. 

Selain itu, dikatakan Yuda,  rumus perhitungan sebagaimana dimaksud permen tersebut oleh Prof Sudarsono (Ahli Lingkungan IPB Juga), sering terjadi double count secara praktik dan sering disalahgunakan. 

BACA JUGA:6 Manfaat Makan Kurma Setiap Hari

Tak cuma itu, pihaknya menilai Prof Bambang Hero pun melakukan proses penghitungannya hanya dengan dua kali datang mengambil sample ke Babel, tidak melibatkan masyarakat setempat dan hanya mengambil citra satelit dari google earth gratisan, sehingga hal tersebut sangatlah janggal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: