Survei Elekta Research Center, Begini Respon Pemilih Pangkalpinang Usai Debat Pertama

Survei Elekta Research Center, Begini Respon Pemilih Pangkalpinang Usai Debat Pertama

Persepsi pemilih setelah debat pertama Pilkada Pangkalpinang. --Foto: ist

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG — Menjelang debat kedua Pilkada ulang Kota Pangkalpinang yang akan digelar pada 15 Agustus 2025, hasil survei menunjukkan mayoritas warga menilai kemampuan komunikasi pasangan calon dalam debat pertama sudah tergolong baik.

Survei ini dilakukan oleh Elekta Research Center Universitas Pertiba (Uniper) pada 9–12 Agustus 2025, tepat sehari setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pangkalpinang menggelar debat pertama pada 8 Agustus 2025. Tujuannya adalah memotret persepsi publik terhadap kualitas debat, topik yang dibahas, serta pengaruhnya terhadap preferensi politik warga.

Sebanyak 412 responden terlibat dalam survei ini, yang terdistribusi proporsional di seluruh kelurahan Kota Pangkalpinang. Survei menggunakan metode invitation-based online survey, yaitu survei daring yang hanya dapat diakses oleh responden undangan melalui nomor telepon seluler terdaftar dari survei sebelumnya. Metode ini dipilih untuk memastikan keterwakilan responden sekaligus menjaga validitas data. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error 4,82 persen.


Distribusi sampel berdasarkan kecamatan. --Foto: ist

BACA JUGA:Elekta Research Center Uniper Rilis Survei Pilkada Pangkalpinang: Pasangan Nomor 2 dan 3 Bersaing Ketat

BACA JUGA:Jelang Pilkada Ulang, Elekta Research Center UNIPER Survei 900 Warga Pangkalpinang

Tingkat Partisipasi Menonton Debat dan Penilaian Kemampuan Komunikasi Paslon

Hasil survei menunjukkan, 54,23 persen warga mengikuti jalannya debat, dengan rincian 35,59 persen menonton secara penuh dan 18,64 persen menonton sebagian. Sementara itu, 45,77 persen tidak menonton langsung, namun 33,05 persen di antaranya tetap mendapatkan informasi mengenai isi debat dari keluarga atau teman. Adapun 12,71 persen responden mengaku sama sekali tidak mendapatkan informasi tentang jalannya debat.

Secara umum, 63,56 persen responden menilai kemampuan komunikasi seluruh pasangan calon tergolong cukup baik. Sebanyak 27,97 persen menilai sudah sangat baik, sementara 8,48 persen menilai belum baik. Temuan ini menunjukkan bahwa mayoritas publik mengapresiasi kemampuan kandidat dalam menyampaikan visi, misi, serta argumentasi selama debat berlangsung.


Partisipasi dan persepsi calon pemilih. --Foto: ist

Direktur Elekta Research Center Uniper, Divo Dharma Silalahi, Ph.D, mengatakan bahwa hasil ini mengindikasikan debat publik masih menjadi salah satu tolok ukur penting bagi masyarakat dalam menilai kualitas calon kepala daerah.

“Debat memberikan ruang bagi kandidat untuk menyampaikan programnya secara langsung dan menguji kemampuan mereka merespons isu publik. Fakta bahwa lebih dari separuh responden merasa lebih yakin setelah debat menunjukkan peran penting forum ini dalam membentuk opini pemilih,” ujarnya.

Pengaruh Debat terhadap Keyakinan Memilih

Debat pertama juga terbukti memiliki dampak terhadap tingkat keyakinan pemilih. Sebanyak 55,93 persen responden menyatakan menjadi lebih yakin terhadap pilihan mereka setelah menonton debat, 30,51 persen menyatakan debat tidak memengaruhi pilihannya, dan 13,56 persen justru merasa kurang yakin dengan pilihan sebelumnya.


Partisipasi dan persepsi calon pemilih. --Foto: ist

Lima topik yang dianggap paling dikuasai oleh para calon, berdasarkan persepsi responden, meliputi lapangan kerja, ekonomi dan investasi, pendidikan, tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik, serta kesehatan. Topik-topik ini dinilai paling kuat penyampaiannya oleh para kandidat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Kota Pangkalpinang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: