Pentingnya Kata Sandi Kuat: Tameng Utama di Era Keuangan Digital

Pentingnya Kata Sandi Kuat: Tameng Utama di Era Keuangan Digital

Imam Zulfian --Foto: ist

Oleh: Imam Zulfian

Analis Yunior, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

___________________________________________

Digitalisasi kini sudah meresap ke mana-mana, termasuk urusan keuangan kita. Hampir setiap orang di kota-kota besar, bahkan hingga pelosok, terbiasa dengan transaksi perbankan digital, pembayaran menggunakan QR code, hingga investasi online melalui aplikasi. Semua memang serba mudah dan cepat, sejalan dengan gaya hidup modern yang menuntut efisiensi.

Namun, di balik kemudahan itu, ada bahaya mengintai: kejahatan siber yang semakin canggih dan meresahkan. Para penjahat digital ini terus berinovasi, menciptakan modus operandi yang lebih moderat untuk mencuri data pribadi dan tentu saja, aset keuangan kita.

Kita sering mendengar berita soal data nasabah bocor atau sistem bank yang dibobol. Menurut laporan dari berbagai lembaga riset keamanan siber, Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan tingkat serangan siber yang cukup tinggi di Asia Tenggara.

Sebagai contoh, berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber di Indonesia terus meningkat signifikan setiap tahunnya, mencapai puluhan juta serangan.

Insiden seperti kebocoran data jutaan pengguna salah satu platform e-commerce, atau kasus phishing yang menyasar nasabah perbankan, menjadi bukti nyata betapa rentannya data kita. Kejadian seperti ini jelas merugikan, bukan cuma institusi keuangannya yang kehilangan kepercayaan, tapi juga kita sebagai nasabah yang bisa kehilangan uang, bahkan data pribadi kita bisa disalahgunakan untuk penipuan atau kejahatan lainnya. 

BACA JUGA:Efek Domino Rakusnya Kapitalis Terhadap Kemakmuran Warga Kepulauan Bangka

BACA JUGA:Menambang Masa Depan: Kolaborasi Hukum dan Pendidikan Dalam Penegakan Hukum Pertambangan

Ironisnya, salah satu celah paling sering dimanfaatkan penjahat siber adalah kata sandi yang lemah, atau yang disebut para ahli sebagai "gerbang yang terbuka lebar" bagi para penjahat siber.

Sebuah studi dari Verizon Data Breach Investigations Report (DBIR) menunjukkan sekitar 80% peretasan yang terkait dengan aplikasi web melibatkan penggunaan kredensial curian atau lemah. Ini menunjukkan banyak dari kita mungkin masih meremehkan betapa pentingnya kata sandi. Padahal, kata sandi adalah gerbang pertama yang melindungi semua aset digital kita, seolah-olah kunci utama brankas pribadi kita di dunia maya.

Lalu, bagaimana cara membuat kata sandi yang benar-benar kuat untuk akun bank, e-wallet, atau akun penting lainnya? Beberapa langkah sederhana namun bermakna dapat dilakukan.

Pertama, jangan pakai kata sandi yang terlalu pendek. Usahakan minimal 12 karakter: semakin panjang, maka makin sulit ditebak, karena kombinasi yang mungkin sangat banyak. Studi dari Kaspersky tahun 2024 menyatakan bahwa komninasi kata sandi 8 karakter yang hanya terdiri dari huruf kecil mungkin bisa dipecahkan dalam hitungan menit hingga jam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: