Manusia dan Masa Depan Ekonomi Hijau Biru di Bangka Belitung
M. Makhdi --Foto: ist
Ekonomi hijau dan biru di Bangka Belitung memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui pembangunan rendah karbon dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan sinergi lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, dengan fokus pada pengembangan SDM yang kompeten dan berpengetahuan. SDM berperan penting dalam perencanaan dan implementasi strategi di sektor-sektor kunci seperti perikanan, pariwisata bahari, energi terbarukan, dan bioteknologi laut. Kolaborasi dalam teknologi dan investasi infrastruktur juga sangat dibutuhkan guna memperkuat implementasi praktik berkelanjutan. Dengan pendekatan yang terintegrasi, Bangka Belitung dapat menjadi model sukses bagi penerapan ekonomi hijau dan biru di Indonesia, sekaligus memastikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Di Bangka Belitung, yang kaya akan sumber daya alam laut dan darat, potensi pengembangan ekonomi hijau dan biru sangat besar, Untuk memastikan keberhasilan inisiatif ini, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan menjadi langkah utama. Selain pendidikan formal, program pelatihan praktis seperti akuakultur berkelanjutan dan pengelolaan energi terbarukan sangat penting agar SDM lokal mampu mendukung praktik ramah lingkungan.
Pengembangan infrastruktur teknologi turut berperan dalam mempercepat adopsi praktik ekonomi hijau dan biru. Akses ke teknologi ramah lingkungan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Di sisi lain, pembangunan fasilitas penelitian dan laboratorium berfungsi sebagai pusat inovasi yang akan mendukung pengembangan kompetensi SDM di bidang teknologi hijau.
Kolaborasi lintas sektor menjadi pilar penting dalam strategi ini. Pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan sinergi dalam meningkatkan kualitas SDM. Kemitraan antara universitas dan industri dapat menghasilkan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar, sementara kerjasama dengan lembaga internasional membuka peluang pendanaan dan transfer teknologi.
Dengan fokus pada pengembangan SDM melalui pendidikan berkelanjutan, infrastruktur teknologi, dan kolaborasi lintas sektor, Bangka Belitung berpotensi menjadi contoh sukses dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Investasi pada teknologi hijau dan peningkatan kapasitas SDM memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya menghasilkan keuntungan jangka pendek, tetapi juga menjamin keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.
BACA JUGA:Keterampilan Esensial Seorang Akuntan agar Sukses di Era Digital
BACA JUGA:Pemanfaatan IPAH Sebagai Solusi Kekurangan Air Bersih di Desa Saing
Mengangkat Kearifan Lokal Bangka Belitung dalam Pengembangan SDM Ekonomi Hijau Biru
Transformasi menuju ekonomi berkelanjutan Bangka Belitung tidak bisa dilepaskan dari dukungan kuat masyarakat,pemerintah dan sektor swasta. Pelibatan para pihak ini penting untuk menciptakan ekosistem inovasi yang dinamis. SDM lokal harus didorong untuk terus beradaptasi dengan teknologi terbaru dan berkomitmen pada pengembangan kompetensi berkelanjutan. Upaya ini tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat secara inklusif.
Kearifan lokal Bangka Belitung menjadi modal sosial penting untuk memperkuat fondasi transformasi tersebut. Dalam proses transformasi ini, kearifan budaya lokal Bangka Belitung juga bisa dimanfaatkan. Konsep Tukang Ulon, yang menggambarkan seorang pemimpin transformasional, sangat relevan untuk memimpin perubahan ini dengan inspirasi dan visi yang jelas. Selain itu, nilai asak kawa pasti pacak, yang berarti keinginan kuat untuk maju, dapat menjadi fondasi semangat dalam meningkatkan kompetensi dan kesiapan SDM lokal. Dengan kombinasi antara pendidikan berkelanjutan, teknologi hijau, dan nilai-nilai budaya lokal, Bangka Belitung memiliki kesempatan besar untuk menjadi pusat unggulan dalam sektor hijau dan biru.
Merujuk hasil penelitian Zulkifli, H. (2008) dalam Melayu Bangka: Sejarah, Tradisi, dan Kearifan Lokal" dan Yulianti, D. (2012) dalam Struktur Sosial dan Budaya Gotong Royong di Bangka Belitung". Dapat disimpulkan Budaya masyarakat Melayu di Bangka Belitung dikenal memiliki karakter egalitarian, yang berarti adanya prinsip kesetaraan di antara anggota masyarakatnya yang dapat diijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Egalitarianisme dan Gotong Royong: Karakter Sosial Bangka Belitung, Masyarakat Melayu Bangka Belitung dikenal dengan karakter egalitarian, sebuah prinsip kesetaraan yang mengakar dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang memiliki struktur sosial lebih hierarkis, masyarakat di sini hidup dengan pola hubungan yang cair dan terbuka. Interaksi antargenerasi, seperti hubungan antara orang tua dan anak, berlangsung dengan dialog yang demokratis, meskipun tetap menjaga norma penghormatan.
Nilai gotong royong atau "sambatan" juga menjadi ciri khas masyarakat Bangka Belitung. Gotong royong diterapkan dalam berbagai aktivitas, mulai dari membangun rumah, kegiatan bertani, hingga upacara adat. Semua anggota masyarakat, tanpa memandang status sosial atau ekonomi, berpartisipasi setara dalam kegiatan ini. Kebersamaan dan solidaritas semacam ini memperkuat kohesi sosial sekaligus mengurangi ketimpangan dalam masyarakat.
Kedua, Ekonomi Partisipatif dan Kepemimpinan Berbasis Musyawarah, Dalam sektor ekonomi, masyarakat Bangka Belitung menekankan prinsip partisipatif dan pembagian hasil yang adil. Aktivitas ekonomi utama seperti berkebun lada atau menangkap ikan dilakukan dengan kolaborasi yang setara. Pembagian hasil pun berdasarkan kontribusi, bukan hierarki. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kesetaraan tidak hanya terlihat dalam hubungan sosial tetapi juga dalam aktivitas ekonomi sehari-hari.
BACA JUGA:DEMOKRASI SERUMPUN SEBALAI
BACA JUGA:Hilangnya Rasa Keadilan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: