Memerangi Judi Online dan Pinjol Ilegal: Pentingnya Literasi dan Inklusi Keuangan Bagi Generasi Muda
M. Makhdi --Foto: ist
BACA JUGA:JOKOWI & POLITIK THE AGONY OF POWER JEAN BAUDRILLARD
Lebih lanjut, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLKI) yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2022 menunjukkan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan di kalangan kelompok anak muda masing-masing adalah 47,56 persen dan 77,80 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional yang masing-masing sebesar 49,68 persen dan 85,10 persen.
Ini menunjukkan bahwa banyak kelompok anak muda menggunakan produk keuangan tanpa pemahaman yang memadai tentang produk tersebut. Akibatnya, mereka rentan terhadap layanan keuangan ilegal atau memilih layanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan mereka. Kelompok anak muda (Gen Z dan Milenial) yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau mencari penghasilan pada akhirnya akan mencari jalan pintas untuk menghasilkan uang banyak dengan cepat dan mudah seperti Judi Online atau investasi bodong, atau yang lebih parah lagi menggunakan pinjaman online ilegal untuk judi online…nah loh.
Pendekatan peningkatan inklusi dan literasi keuangan bagi Gen Z dan milenial di Indonesia masih belum optimal. Meski banyak program literasi keuangan telah diinisiasi oleh berbagai lembaga, baik pemerintah maupun swasta, materi dan metode penyampaiannya seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan dan perilaku anak muda.
Agar lebih efektif, perlu ada penyesuaian dalam cara penyampaian, konten, dan saluran informasi yang digunakan untuk menjangkau generasi muda. Gen Z, misalnya, sangat akrab dengan teknologi dan memiliki ketertarikan kuat terhadap influencer yang memiliki minat dan usia yang serupa dengan mereka memanfaatkan ketertarikan kuat Gen Z dan sebagian milenial terhadap influencer yang memiliki kemiripan ketertarikan dan usia dengan mereka. Influencer ini yang kemudian mempengaruhi preferensi Gen Z dalam memilih produk ataupun membuat keputusan finansial lainnya.
BACA JUGA:Komitmen POLRI Tidak Anti Kritik Bertajuk
BACA JUGA:MAHAR POLITIK DI PILKADA ; ANCAMAN BAGI DEMOKRASI
Inklusi dan literasi keuangan merupakan dua konsep yang sangat penting dalam ekonomi modern. Inklusi keuangan merujuk pada akses yang dimiliki oleh individu dan bisnis terhadap produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, yang diberikan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Literasi keuangan, di sisi lain, adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan secara efektif, termasuk pengelolaan uang, investasi, dan perencanaan keuangan.
Inklusi keuangan merupakan proses memastikan bahwa semua individu dan bisnis memiliki akses ke produk dan layanan keuangan yang berguna dan terjangkau yang memenuhi kebutuhan mereka – transaksi, pembayaran, tabungan, kredit, dan asuransi – yang disampaikan dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Akses ke layanan keuangan ini sangat penting untuk mengurangi kemiskinan, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, inklusi keuangan juga membantu bisnis, terutama usaha kecil dan menengah (UKM), dalam mendapatkan akses ke kredit yang dibutuhkan untuk berkembang dan menciptakan lapangan kerja.
Sedangkan Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan secara efektif, termasuk pengelolaan uang, investasi, dan perencanaan keuangan. Dengan pemahaman yang baik tentang keuangan, individu dapat membuat keputusan yang tepat, mengelola utang dengan lebih baik, menabung untuk tujuan jangka panjang, dan menghindari jebakan finansial yang berpotensi merugikan. Literasi keuangan juga membantu dalam memahami produk keuangan yang kompleks, sehingga memungkinkan seseorang untuk membuat keputusan investasi dan pensiun yang menguntungkan
BACA JUGA:BE WISELY IN USING SOCIAL MEDIA: BIJAK DALAM BERSOSMED
BACA JUGA:ERZALDI DARI RAKYAT UNTUK BABEL
Keuangan Cerdas, Dengan Meningkatkan Inklusi dan Literasi Keuangan
Inklusi dan literasi keuangan adalah dua konsep fundamental dalam memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketika individu dan kelompok usaha tidak memiliki akses yang memadai atau pemahaman yang baik mengenai layanan keuangan, dampak negatif yang signifikan dapat terjadi. mengeksplorasi berbagai dampak buruk dari lemahnya literasi dan inklusi keuangan baik pada tingkat perorangan maupun kelompok usaha, misalnya :
Pertama, pada tingkat individu, ketidakmampuan mengelola keuangan sering kali menjadi masalah utama. Individu dengan literasi keuangan yang rendah mungkin mengalami kesulitan dalam membuat anggaran, menabung, hingga tertarik pinjol ilegal untuk menutupi kebutuhan, atau bisa juga seseorang bingung cara berinvestasi hingga tergiur jalan pintas dengan judi online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: