Adaptasi Pemimpin Babel dengan Pilar Kepemimpinan “Blue Ocean Strategy” Dalam Menghadapi Tantangan Krisis

Adaptasi Pemimpin Babel dengan Pilar Kepemimpinan “Blue Ocean Strategy” Dalam Menghadapi Tantangan Krisis

dr. Wari Kartika Sari --Foto: ist

- Gangguan rantai pasok makanan

- Penyensoran dan penurunanan kebebasan pendapat

- Gagal bayar hutang negara

- Gangguan rantai pasok energi

- Kekurangan tenaga kerja atau keahlian

- Insiden nuklir secara sengaja atau tidak

- Kerusuhan dan kekerasan sipil

- Penyebaran senjata biologis secara sengaja/ tidak sengaja

- Kejatuhan lembaga sektor keuangan

- Bubble brust perusahaan teknologi

- Bubble brust properti

BACA JUGA:Babel Mencari Pemimpin

BACA JUGA:DEMOKRASI ; PENYAKIT YANG BENAR PADA PASIEN YANG SALAH

Prinsipnya isu perubahan iklim, teknologi dan sosial ekonomi politik memegang potensi penting dalam menimbulkan krisis di tahun 2024. Tentunya hal ini tidak dapat diatasi sendiri oleh suatu negara. Oleh karena setiap negara memiliki keunikan dan perbedaan kapasitas serta kapabilitas dalam melakukan dekarbonisasi. Sehingga krisis iklim merupakan masalah penting, kegagalan suatu negara merupakan kegagalan seluruh dunia. Inilah yang menjadi dasar kolaborasi antar negara – negara di dunia. Meskipun hal ini memiliki tantangan tersendiri.

Krisis Lingkungan yang berkaitan dengan krisis ekonomi juga tengah dihadapi oleh masyarakat Pulau Bangka terkait proses tambang timah ilegal. Mengutip pemberitaan telah disebutkan kerugian perekonomian negara dalam kasus penambangan timah ilegal di wilayah izin usaha pertambangan atau IUP PT Timah mencapai Rp271 triliun. Kerugian perekonomian itu terkait dengan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan di kawasan hutan dan non-hutan. Begitu pula kerugian ekonomi lingkungan dan biaya pemulihan lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: