Kamu Gak Mau Gendut? Ini Langkah Awalnya

Kamu Gak Mau Gendut? Ini Langkah Awalnya

Ilustrasi --(ist)

BABELPOS.ID - Obesitas kini menjadi ancaman banyak orang. Wajar saja, karena tubuh obesitas terancam berbagai penyakit. Upaya mencegah obesitas pun dilakukan dengan berbagai cara.

Namun, sebenarnya upaya mencegah obesitas bisa dimulai dengan mengurangi kebiasaan ngemil dan membatasi makanan tinggi gula, garam dan lemak.

Head of Department Underwriting Sequis dokter Fridolin Seto, seperti dikutip Antara, Sabtu 16 Desember 2023, mengatakan konsumsi makanan tinggi kalori dan processed food bisa meningkatkan obesitas. 

"Saat makan, perbanyak sayur, buah, dan biji-bijian," sarannya.

BACA JUGA:Kenapa Orang Obesitas Jangan Olahraga Lari?

BACA JUGA:Yang Obesitas Wajib Baca! Ini Tanda-tanda Anda Harus Turunkan BB

Jika seseorang sudah telanjur kegemukan hingga obesitas dan sudah memiliki riwayat gangguan kesehatan, maka dia disarankan segera berkonsultasi dengan dokter gizi untuk mendapatkan saran diet dan perawatan yang sesuai kondisi tubuh.

Selain soal asupan, Seto juga memberikan kiat untuk membantu membakar kalori, yakni membatasi screen time atau penggunaan gawai, membiasakan aktivitas fisik dan kegiatan luar ruang. Kebiasaan ini baik ditanamkan sejak usia anak.

“Jadikan olahraga sebagai gaya hidup. Setidaknya dijalankan 3 kali seminggu atau olahraga bersama keluarga pada Sabtu atau Minggu," tutur dia.

BACA JUGA:Penderita Diabetes Boleh Makan Apa Saja, Tapi...

BACA JUGA:Penderita Diabetes Ingin Konsumsi Nasi Putih, Begini Caranya

Hal yang tak kalah penting juga mencukupi kebutuhan istirahat dan tidur berkualitas untuk mencegah kenaikan berat badan, serta melakukan pemeriksaan kesehatan (medical checkup) setidaknya satu tahun sekali untuk mengetahui kondisi kesehatan.

Obesitas merupakan kondisi tubuh yang memiliki tumpukan lemak berlebih akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu yang lama.

Menurut Seto, fenomena obesitas meningkat terjadi karena banyak faktor, termasuk riwayat keluarga. Lebih banyak karena faktor gaya hidup, yakni sedentary living (kurang bergerak), dan banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan lemak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: antara