Racun Kuno itu Jadi Kekuatan Pasukan Depati Amir Melawan Belanda (2)

 Racun Kuno itu Jadi Kekuatan Pasukan Depati Amir Melawan Belanda (2)

Racun Kuno Juga jadi Senjata Pasukan Depati Amir.--

BABELPOS.ID.- Apakah racun kuno dari pohon upas pernah dipergunakan untuk keperluan tertentu?

Sejarahwan dan Budayawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Dato' Akhmad Elvian, DPMP menyatakan, dalam catatan sejarah pada saat perlawanan atau perang  rakyat Bangka dipimpin oleh Depati Amir yang  terjadi hampir di seluruh pelosok Pulau Bangka,  racun juga dijadikan alat perang yang mematikan oleh pasukan Depati Amir untuk membunuh pasukan Belanda.

BACA JUGA: Nih Dia Racun Kuno Sangat Mematikan dari Pulau Bangka? (1)

Pertempuran terjadi di Delapan distrik Pulau Bangka, dan pada masing-masing distrik pasukan Depati Amir dipimpin oleh masing-masing panglima perangnya dan dalam pertempuran-pertempuran tertentu Amir memimpin langsung pertempuran dengan membawa pasukan utamanya yang bergerak dari markasnya di kaki Gunung Maras. 

''Pertempuran-pertempuran besar antara pasukan Amir dengan pasukan  Belanda terjadi di daerah Lukok, Cepurak , Mendara, Mentadai, Ampang, Tadjaubelah, Ketiping, Titi Puwak dan Titi Medang. Dalam  pertempuran di Ampang pasukan Depati Amir yang menyerang Ampang dipimpin oleh Depati Hamzah dan dalam pertempuran digunakan racun yang mematikan,'' ujar Akhmad Elvian. 

Bukti pasukan Amir menggunakan racun mematikan ini adalah laporan surat Residen Bangka kepada Gubernur Jenderal, Belinju 26-1-1851/ XIV-A (ANRI:BL: 25-3-1851 No.13 hal.8): 

BACA JUGA:Sengitnya Perlawanan Depati Amir Hingga Kepalanya Dihargai Belanda 1000 dolar perak Spanyol

''Sehubungan dengan serangan pos militer di Ampang seperti yang dimaksud dalam surat saya terdahulu 4 Juli 1850 LaH/IV, sebelum penyerangan untuk menduduki Ampang dicoba untuk meracuni makanan dan sumber air pasukan Belanda. Untuk meracuni tersebut ditugaskan kepala kampung Kelekak Besar yang bernama Tebong (yang dalam Besluit Belanda tanggal 7/12- 1850 no.10, Tebong tertangkap dan dibuang 5 tahun ke Banyuwangi),'' cerita Elvian. 

Tebong sanggup mencampur racun pada air dan beras yang sedang ditanak untuk serdadu Belanda  dan menyebabkan kematian. Selanjutnya pemberitahuan dari Depati Hamzah atau Tjing yang turut hadir dalam serangan di Ampang tindakan mencampur racun itu harus dilakukan sebelum serangan, dan beberapa menit setelah menggunakan, pasukan Belandapun mati. 

BACA JUGA:Roesin, Pejuang Sakti Pengikut Depati Amir. Dirantai dan Terbuang

Untuk serangan di Ampang, Batin setempat Demang Sura Menggala memberi kepada pasukan Depati Hamzah atau Tjing 12 pak mesiu. Pada serangan itu hadir menantu laki-laki Sura Menggala bernama Mengkadi dan Batin dari Ketapi, pertama kali dilakukan serangan mendapat hasil memuaskan. Pada saat penyerangan terhadap pos militer Belanda di Ampang, usia Tjing/Hamzah masih sangat muda belia sekitar 19 Tahun. 

BACA JUGA: Kapitan Tionghoa Selundupkan Senjata dan Mesiu Bantu Perjuangan Depati Amir

''Tindak kepahlawanan penting yang dilakukan oleh Tjing atau Hamzah dengan pasukannya melakukan penyerangan terhadap pos militer Belanda di daerah Ampang, dibantu oleh batin setempat Demang Suramenggala pada bulan Juli 1850, markas militer Belanda di Ampang berhasil dilumpuhkan. Serangan terhadap pos atau markas militer adalah tindakan yang luar biasa berani dan membuat pemerintah sipil dan militer di keresidenan Bangka marah, karena merupakan tindakan makar dan mempermalukan pemerintah Hindia Belanda apalagi dalam serangan digunakan racun yang mematikan,'' tutur Elvian lagi.(red)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: