PLTN, Bukan Isu Baru Bagi Warga Bangka Belitung

PLTN, Bukan Isu Baru Bagi Warga Bangka Belitung

ilustrasi--

BABELPOS.ID.- Isu seputar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), bukanlah isu baru bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).  Tahun 2010 hingga 2011, isu seputar PLTN ini sudah mencuat.  Ada dua daerah yang menjadi target saat itu, yaitu Kalimantan dan Babel.  Dan lebih memilih Babel.

Saat itu, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) --yang sekarang sudah dilebur ke BRIN --Badan Riset dan Inovasi Nasional- sangat intensif dan masif turun melakukan sosialiasi. Terutama lewat media, disamping tentunya turun langsung.  

Ditambah pula kondisi listrik Babel saat itu masih sangat minim.  Sehingga di awal-awal belum ada penolakan.  Maklum, ada harapan pemecahan soal kebutuhan listrik di Babel.

BACA JUGA:PLTN atau PLTT di Babel, BPJ: Jangan Jadikan Mainan  

Hasil penelitian dikatakan, Kepulauan Bangka-Belitung termasuk wilayah yang potensial untuk dibangun PLTN.

Sosialisasi yang disampaikan mulai dari pengenalan aplikasi teknologi nuklir dalam berbagai bidang, terutama teknologi Pembangkit Listrik Tenaga nuklir.

Tahun 2011 musibah itu terjadi.  Yaitu Jumat, 11 Maret 2011, 14:46 WSJ, gempa berkekuatan 9,0 skala richter terjadi di lepas pantai Prefektur Miyagi. 

Gempa bumi dan tsunami menerjang, lalu dua dari enam reaktor terluar di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi di Ōkuma meledak diikuti oleh kehancuran sebagian dan kebakaran di tiga unit lainnya. 

BACA JUGA:Beda PLTT & PLTN

Banyak penduduk dievakuasi ke daerah terdekat karena pengembangan zona evakuasi besar di sekitar pembangkit listrik. Tingkat radiasi di dekat pabrik memuncak hingga 400 mSv / jam (milisieverts per jam) setelah gempa bumi dan tsunami, yang disebabkan karena kerusakan yang berkelanjutan. Hal ini menghasilkan peningkatan tingkat radiasi yang tercatat di seluruh Jepang.

Jepang Saja Keteter?

Akibat musibah itu, muncul penolakan secara masif di Babel.  

''Jepang saja yang teknologinya begitu canggih, keteter?  Apalagi kita?'' ujar warga saat itu.

Sudah dapat ditebak, Jepang membangun PLTN tersebut tentu sudah melalui perhitungan yang matang dengan teknologi yang canggih.  Namun tetap jebol juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: