Inflasi Gabungan 2 Kota Masih Aman, BPS Babel Ingatkan Waspada di November-Desember 2023
Rilis data inflasi oleh BPS Babel.--Ist
BABELPOS.ID, PANGKALPINANG – Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Oktarizal, menyampaikan bahwa gabungan 2 kota di Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang dan Tanjung Pandan Kabupaten Belitung secara year-on-year (y-on-y) tahun 2023 tercatat masih mengalami inflasi.
Hal ini terlihat dari kondisi harga kebutuhan masyarakat yang terjadi di periode Oktober 2023 lebih tinggi dibanding harga Oktober 2022. Sehingga angka inflasi gabungan 2 kota di Babel tersebut secara y-on-y mencapai 3,80 persen. Yakni dari inflasi Kota Pangkalpinang secara y-on-y sebesar 2,88 persen sedangkan Tanjung Pandan justeru mengalami kenaikan tertinggi secara nasional dan patut menjadi perhatian dengan angka 5,43 persen secara y-on-y dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 120,87. Meskipun Tanjung Pandan mengalami deflasi, tetapi harga kebutuhan masyarakat masih relatif tinggi dibandingkan Oktober 2022.
Hal ini disampaikan saat rilis berita resmi statistic (BRS) kegiatan desiminasi data BPS Babel, Rabu, (01/11/2023) siang.
BACA JUGA:Pemprov Kep. Babel Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Kemendagri Tahun 2023
BACA JUGA:Kerjasama Dengan Perum Bulog, Pastikan Ketersediaan Pangan Sekaligus Penanganan Inflasi
Secara kumulatif untuk gabungan 2 kota di Babel masih berada dalam tahap aman untuk Oktober 2023, karena target pemerintah adalah 3 persen plus minus 1 persen atau 2 – 4 persen. Sementara untuk gabungan 2 kota yakni Pangkalpinang dan Tanjung Pandan mencapai 2, 47 persen. Yakni Kota Pangkalpinang secara year-to-date mencapai 1,64 persen sedangkan Tanjung Pandan y-to-d perlu diwaspadai karena sudah mencapai 4,61 persen.
“Kita harus mewaspadai kondisi di November dan Desember 2023, karena akan ada kecenderungan harga, yang jika dilihat dari data tahun sebelumnya yang trendnya mengalami peningkatan, meskipun sekarang ada penurunan 0,62 persen. Kita juga berharap mesk cenderung naik, tetapi tetap deflasi, jangan trendnya malah jadi inflasi apalagi mencapai 4 persen untuk di seluruh wilayah Babel,” harap Oktarizal.
Kondisi tersebut ikut dipengaruhi beberapa faktor penyebab terjadinya deflasi secara mont-to-mont (m-to-m) di Kota Pangkalpinang yakni sebesar 0,12 persen disumbang dari adanya penurunan harga komoditas makanan, minuman dan tembakau, kesehatan, transportasi, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sedangkan kelompok yang terdalam deflasinya yakni angkatan udara dengan andil 0,0738 persen, ikan selar 0,0698 persen, ikan tenggiri 0,0564 persen secara m-to-m.
BACA JUGA:Piloting Dua Kelurahan Tanggap Inflasi di Pangkalpinang Membuahkan Hasil
BACA JUGA:Kelangkaan BBM Sumbang Inflasi, Pertamina Akan Dukung Langkah Pemprov Babel
Sedangkan Tanjung Pandan secara m-to-m juga mengalami deflasi 0,62 persen yang didukung dari andil 3 komoditi tertinggi yakni ikan kerisi 0,3843 persen, ikan kembung 0,2042 persen, ikan bulat 0, 1463 persen.
Andil deflasi ini dari 2 kota yakni dari Kota Pangkalpinang dan Kota Tanjung Pandan secara m-to-m mencapai 0,31 persen yang di dukung oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar sedangkan transportasi, kesehatan, perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,2930 persen.
BACA JUGA:Angkutan Udara Salah Satu Penyebab Inflasi, Pemprov Babel Lakukan Hal Ini
BACA JUGA:Subsidi Angkutan Udara, Diharapkan Dapat Tekan Angka Inflasi di Kepulauan Babel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: