Potensi Bisnis Kecantikan Dalam Upaya Mengurangi Angka Pengangguran di Bangka Belitung
dr Wari Kartika Sari --Ist
Oleh: dr. Wari Kartika Sari
Mahasiswa Magister Manajemen UBB
Perekonomian dunia pada pertengahan tahun 2023 masih mengalami resesi dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat minim kurang dari 2,3 persen (Laporan Divisi Analisis dan Kebijakan Ekonomi Departemen Ekonomi dan Sosial PBB, 2023). Meskipun ada beberapa sumber yang menyatakan adanya tanda-tanda pemulihan tercermin dari meredanya tekanan inflasi di beberapa negara. Terjadinya resesi global saat ini masih tergolong ringan dibandingkan resesi sebelumnya akibat Pandemi covid-19 pada tahun 2020.
Namun tidak dapat diingkari perekonomian globat saat ini mengalami perlambatan akibat pemulihan Pandemi Covid-19. Fenomena resesi dunia sangat memungkinkan memicu kebangkrutan bisnis. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ekonomi negatif, tergerusnya sumber daya riil, krisis kredit, menurunnya harga aset dan lainnya.
Terjadinya inflasi yang membuat meningkatnya harga secara terus-menerus turut menyumbang kelesuan dalam bisnis dan perdagangan. Harga produksi yang tinggi memungkinkan berkurangnya profitabilitas yang menuntut perusahaan melakukan efisiensi dengan salah satu cara menutup area bisnis yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional. Dalam hal ini sangat dimungkinkan perusahaan menurunkan upah pekerja atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
BACA JUGA:Dilema Pembebasan Tanah Oleh Pemerintah
Kondisi Indonesia sejauh ini masih cukup baik dengan pertumbuhan perekonomian sebesar 5,17% menurut Badan Pusat Satistik pada triwulan II tahun 2023. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, menurut para pakar ekonomi, Indonesia masih dalam kondisi yang stabil. Meskipun tetap harus memiliki langkah-langkah preventif untuk tetap survive dari ancaman resesi global khususnya di tengah tahun ini. Selain itu dampak resesi negara-negara maju yang memiliki hubungan perdagangan dan industri yang cukup berpengaruh bagi perekonomian Indonesia. Yaitu turunnya permintaan komiditi ekspor akibat negara-negara tersebut mengalami resesi dan tekanan inflasi. Dampak resesi bagi pemerintah dan masyarakat salah satunya adalah jumlah pengangguran semakin meningkat. Sehingga merupakan tuntutan bagi pemerintah untuk segera menemukan solusi untuk mengakhiri resesi sehingga lapangan pekerjaan kembali dibuka. Sedangkan dampak resesi ini sendiri memungkinkan sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dan non pajak juga akan menurun karenanya menyebabkan pekerja menerima pendapatan lebih rendah.
Suatu hal yang menggembirakan bahwa ditengah resesi global dan ketidak pastian ekonomi dunia, Menurut data BPS, hingga Februari 2023 jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta orang, turun 410 ribu orang dari Februari 2022. Hal ini membuktikan bahwa ekonomi Indonesia cukup stabil hanya mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia didominasi oleh lulusan SMK sebesar 9,6%. Sebanding dengan data tersebut, Tingkat Pengangguran di Pulau Bangka sejumlah 32.954 dan juga didominasi oleh lulusan SMK. Ini berarti lulusan SMK yang merupakan lulusan pendidikan dengan dibekali ketrampilan siap kerja tidak banyak diserap oleh pasar tenaga kerja. Besar kemungkinan oleh karena resesi global yang berpengaruh kepada kelesuan dunia industri dan perusahaan. Hal ini mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan sekolah kejuruan dalam memberikan kurikulumnya. Sehingga dapat meningkatkan kualitas ketrampilan dan pengetahuan khususnya kewirausahaan.
BACA JUGA:LEMAHNYA PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
Berikut beberapa pilihan bisnis dengan modal yang ringan dan sangat mungkin dikerjakan oleh para lulusan SMK di era resesi global yang dapat dikerjakan oleh SDM lulusan SMK dengan modal terbatas antara lain: menjual produk digital, Bisnis makanan dan minuman kekinian, bisnis affiliate, Budidaya dan pertanian, Bisnis thrifting, Bisnis aksesoris Handphone, dan warung kopi. Untuk mempertahankan capaian ini maka Pemerintah berupaya untuk terus menumbuhkan produksi lokal dengan menggiatkan pasar lokal dengan produk berkualitas,diminati dan menjawab kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya sangat marak upaya-upaya dukungan pemerintah terhadap UMKM.
Sejalan upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran, terdapat salah satu bisnis yang belum banyak dilirik di Pulau Bangka Belitung padahal bisnis ini sangat memiliki potensi yaitu bisnis kecantikan dan anti aging. Secara alamiah, siklus kehidupan manusia pasti akan memasuki usia sel menua. Namun dengan pengaruh kemajuan zaman dan aktivitas publik atau sosial media, niscaya bagi banyak pribadi menua adalah sesuatu yang tidak diharapkan atau minimal dapat dicegah sehingga tetap mampu tampil menarik baik bagi pria maupun wanita. Bisnis kecantikan dan anti aging dapat dilakukan dengan modal yang fantastis atau minimalis tergantung cakupan pelayanan yang disediakan. Bahkan bisnis kecantikan dan anti aging ini dapat dilakukan dengan tanpa modal. Salah satunya dengan menjadi penjual atau reseller produk anti oksidan atau suplemen kecantikan dan anti aging. Hal ini sebenarnya sangat menjanjikan khususnya di Pulau Bangka Belitung yang dikenal sebagai pulau penghasil Timah. Tingginya paparan radioaktif dari beberapa mineral ikutan Timah seperti zirkon, monasit, xenotim, ilmenit dan lainnya. Berdasarkan penelitian Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (BATAN) menyatakan dosis total efektif yang diterima masyarakat Bangka Belitung melalui paparan eksternal dan internal per tahun menjadi 5,14 mSv. Ini lebih tingg dari nilai rata-rata lingkunagn latar normal dunia. Selain dari aktivitas pertambangan, potensi paparan radiasi juga terjadi pada smelter dimana proses pengolahan timah yang menghasilkan tailing (pasir sisa pengolahan timah) yang dapat mengakibatkan terlepasnya unsur radioaktif. Munculnya kolong atau bekas galian tambang di Pulau Bangka mempunyai potensi sebagai sumber radiasi.
BACA JUGA:KISRUH PPDB, MERDEKA BELAJAR, DAN HUT KEMERDEKAAN RI KE 78
Selain paparan zat radioaktif dari timah, Pulau Bangka Belitung merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki simbol merah indeks 8-10 kategori resiko bahaya sangat tinggi terpapar sinar UV yang mengalami puncaknya pada pukul 12.00 – 13.00. Pada April 2023, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyampaikan himbauannya masyarakat mempersiapkan diri terhadap bahaya sinar UV antara lain aga masyarakat lebih memilih aktivitas dalam ruangan, memakai topi, baju yang menutupi kulit dan menggunakan tabir surya. Masyarakat Pulau Bangka Belitung harus memahami bahaya-bahaya paparan sinar UV antar lain adalah kemungkinan terjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: