Nasib Tragis Para Penghina Nabi. Dibunuh dan Terluka Parah Hingga Kematian

Nasib Tragis Para Penghina Nabi.  Dibunuh dan Terluka Parah Hingga Kematian

--

"Salman kemungkinan akan kehilangan satu matanya, saraf di lengannya terputus dan hatinya ditikam dan rusak,” jelas Andrew.

Salman yang berusia 75 tahun tersebut memberikan kuliah umum kepada ratusan penonton tentang kebebasan artistik di Institusi Chautauqua New York Barat.

Ketika itulah seorang pria mendatanginya dan melakukan penusukan.

Peserta kuliah tersebut langsung memberikan pertolongan dan pelaku yang bernama Hadi Matar langsung diamankan oleh kepolisian.

Rushdie, yang lahir dalam keluarga Muslim Kashmir di Bombay, sejak tulisannya Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses) pada 1988 lalu telah menghadapi ancaman pembunuhan dari berbagai pihak.

Beberapa Muslim mengatakan buku itu berisikan hujatan terhadap agam Islam dan dilarang beredar di negara dengan moyoritas Muslim.

Bahkan Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran saat itu mengeluarkan fatwa dan menyerukan umat Islam untuk membunuh Salman dan siapa pun yang terlibat dalam penerbitan buku itu.

Rushdie, yang menyebut novelnya cukup ringan, bersembunyi selama hampir satu dekade. 

Pada 1991, Hitoshi Igarashi yang meneterjemahkan buku tersebut tewas terbunuh.

BACA JUGA:Selain Syahadat Ala Al Zaytun Beda, Santriwati Juga kafirkan Ibu Kandung

Organisasi Iran, beberapa berafiliasi dengan pemerintah, telah mengumpulkan hadiah jutaan dolar untuk pembunuhan Rushdie. 

Penerus Khomeini sebagai pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, baru-baru ini mengatakan pada 2019 bahwa fatwa itu tidak dapat dibatalkan.

Kantor Berita semi-resmi Fars Iran dan outlet berita lainnya menyumbangkan uang pada tahun 2016 untuk meningkatkan hadiah sebesar 600.000 dolar Amerika bagi yang berhasil membunuh Salman.

Nasib Para Penterjemah Buku Rusdhie

Ettore Capriolo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: