Merasakan Geliat Indonesia Sentris di Kepulauan Pongok

Merasakan Geliat Indonesia Sentris di Kepulauan Pongok

(Foto : Diskominfo Babel)--

Kampanye Babel Semakin Cakap Digital di Kepulauan Pongok, Diskominfo Babel fokus kepada siswa-siswa Sekolah Dasar sebagai sasaran targetnya.

"Kami mengimplementasikan strategi mikrotargeting, khususnya untuk anak-anak di pulau-pulau tersebut, dengan fokus pada siswa SD.

Mengapa siswa SD?  Karena literasi digital adalah kunci untuk bersaing di berbagai bidang saat ini, dan di masa depan.

Dengan meningkatkan keterampilan digital sejak dini, kami berharap anak-anak bisa melihat peluang global dan berani bermimpi besar," jelas Plt. Kepala Bidang IKP Diskominfo Babel, Leo Randika, S.I.Kom., M.I.Kom.

BACA JUGA:Jelang Upacara HUT RI ke 79, Sebanyak 30 Calon Paskibraka di Basel Jalani Pemusatan Pelatihan

Dengan langsung mendatangi pulau-pulau pada kampanye Babel Semakin Cakap Digital itu, Diskominfo Babel memastikan setiap anak memiliki akses yang sama terhadap pengetahuan dan keterampilan digital, untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar mereka.

Oase Hijau di Tengah Pulau 

Di tengah-tengah statusnya sebagai daerah kepulauan, Kecamatan Kepulauan Pongok menyadari arti pentingnya ketahanan pangan dengan memaksimalkan lahan menjadi potensi pertanian.

Petani yang berjumlah tak lebih dari 1 persen penduduk menunjang program jangka menengah (RPJMN 2020-2024), dengan berhasil mengolah bentangan lahan seluas 25 hektare menjadi sawah.

BACA JUGA:BRI Peduli Jaga Sungai Jaga Kehidupan, Edukasi Masyarakat Menjaga Kebersihan Sungai dan Hijaukan Lingkungan

Hasilnya, mereka mampu memenuhi kebutuhan pangan harian secara mandiri, untuk setidaknya setengah dari total penduduk di Desa Pongok, juga saat nelayan menghadapi musim paceklik, dan faktor cuaca yang dapat menghambat pengiriman bahan pokok dari luar pulau.

BACA JUGA:Kolaborasi Kemenkumham-Pemda Tingkatkan Kesadaran Hukum di Masyarakat

Kecamatan Kepulauan Pongok, menjadi salah satu kecamatan di Indonesia dengan lanskap biru-hijau.

Terletak di tengah-tengah 'kepungan' birunya lautan, daerah ini memiliki sumber daya yang meliputi ruang lingkup kehidupan laut hayati (flora dan fauna), maupun non hayati. 

Tak heran, dengan latar belakang tersebut mayoritas penduduknya (95 persen) memilih nelayan sebagai profesi, dan sebagian besar roda perekonomian akan dimulai dari sektor ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: