Ini Upaya BNPT Perkuat Public Resilience di Lingkungan Kampus dari Paham Radikalisme Terorisme

Ini Upaya BNPT Perkuat Public Resilience di Lingkungan Kampus dari Paham Radikalisme Terorisme

Sambutan Direktur Pencegahan BNPT Prof. Dr. Irfan Idris.--Foto: ist

Untuk itu melalui kegiatan Kampus Kebangsaan ini dirinya mengajak seluruh pihak, khususnya para civitas academica, untuk senantiasa meningkatkan ketahanan diri dari pengaruh paham radikal terorisme seraya membangun deteksi dini melalui kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

“Sesuai dengan tema yang diusung pada kegiatan Kampus Kebangsaan ini, yaitu ‘Jaga Kampus Kita’, mari kita sama-sama menjaga kampus kita secara komprehensif dan pentingnya meningkatkan edukasi dan literasi tentang bahaya radikalisme dan terorisme agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan terhindar dari paparan pemahaman yang ekstrem,” ujar alumni Akmil tahun 1990 ini mengakhiri. 

BACA JUGA:Kepala BNPT: Mekanisme Kontrol Rumah Ibadah, Harus Melibatkan Masyarakat Sekitar

BACA JUGA:Lewat KARAKTER ID, BNPT Ajak Pemuda di Jatim Sebar Pesan Damai

Dalam kesempatan tersebut Rektor UIN SMH, Prof Dr. . Wawan Wahyudin, M.Pd., mengapresiasi Langkah BNPT yang telah menggelar program Penguatan Kampus Kebangsaan untuk kalangan mahasiswa yang digelar di kampusnya. 

“Secara pribadi apalagi secara lembaga saya mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada BNPT, dimana kampus kami dijadikan sebagai Kampus Kebangsaan. Karena memang disamping kewajiban dan juga pertaruhan tidak hanya masa kini, tetapi hingga masa mendatang bahwa NKRI itu harus kita jaga. Dan kampus harus tampil karena di dalamnya ada generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan,” ujar Prof Dr. . Wawan Wahyudin, M.Pd.

Dijelaskannya, selama ini pihaknya telah menanamkan nilai nilai kebangsaan kepada seluruh civitas academika melalui penguatan PBNU yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-Undang Dasar 1945. 

“Dimana PBNU itu secara intens kami berikan bahkan masuk di mata kuliah. Selain itu juga dalam tata kehidupan sehari-hari kita sampaikan untuk memahami bahwa berbangsa dan bernegara ini sudah kesepakatan bersama oleh para pendiri bangsa baik dari NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah, Al Washliyah, Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Mathlaul Anwar, TNI, Polri dan bahkan umat non Islam lainnya pada waktu itu,” ujarnya. 

BACA JUGA:BNPT Gelar Lomba Menulis Surat untuk Presiden Sebagai Napak Tilas R.A. Kartini

BACA JUGA:Bakal Pimpin BNPT, Ini Pengalaman Komjen Rycko Amelza

Menurutnya, apa yang dilakukan BNPT dengan menggelar Kampus Kebangsaan bagi mahasiswa ini dinilainya sangat penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan penjelasan mengenai bahaya paham radikalisme dan terorisme. Karena sejatinya hal tersebut sebagai upaya untuk mengingat diri bagi mahasiswa itu sendiri  yang masih dalam tahap perkembangan kejiwaan. 

“Namun mereka pun dengan sentuhan keagamaan dan sentuhan keilmuan mereka merasa tanggung jawab untuk bagaimana tidak hanya menyerapan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk keluarga, bahkan kampus dan bahkan juga untuk negaranya. Itu yang kita inginkan sampai ke titik pemahaman yang sangat mendalam tidak hanya sebagai wawasan pengetahuan tapi terimplementasikan dalam kehidupannya,” katanya mengakhiri.

Dalam kesempatan tersebut Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI Prof. Dr. Ahmad Sainul Hamdi yang turut hadir sebagai narasumber dalam sesi diskusi panel menjelaskan bahwa gerakan intoleransi mengejar lulusan atau mahasiswa kampus ternama yang mencetak pegawai negeri, yang mencetak guru. 

“Paham radikal dan intoleran membutuhkan perlindungan dari pejabat dan paham ini dapat mudah didistribusi melalu guru. Oleh karena itu, dibutuhkan ketahanan dari pihak akademisi seperti kampus agar memiliki ketahanan dalam paham yang menyimpang,” ujar Ahmad Sainul Hamdi.

 BACA JUGA:Kuatkan Akar Budaya Bangsa, Gelaran Parade Budaya Nusantara BNPT RI Pecahkan Rekor MURI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: