Pro Kontra Pembangunan STIAKIN, Ini Kata Kemenag Babel

Pro Kontra Pembangunan STIAKIN, Ini Kata Kemenag Babel

H. Firmantasi--

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG – Plt. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, H.Firmantasi menyikapi pro dan kontra terkait pembangunan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (STIAKIN) di Bangka Belitung (Babel). 

H. Firmantasi mengatakan pihaknya telah beraudiensi dengan kelompok masyarakat yang menolak pembangunan tersebut bahkan juga dilakukan pembentukan kelompok kerja (Pokja).

Dijelaskannya, pembangunan STIAKIN bertujuan positif dalam memenuhi kebutuhan dasar dari anak bangsa di bidang dunia pendidikan termasuk bagi kaum minoritas seperti umat Khonghucu.

BACA JUGA:Nangkap Narkoba Dan Penyelundup Timah, 12 Anggota Polres Bangka Barat Mendapat Penghargaan

Menurutnya, kalaupun ada pro dan kontra, maka ini adalah bagian dari demokrasi, tapi semua tetap dalam rangka menjaga nilai-nilai kerukunan khususnya di Provinsi Bangka Belitung. Apalagi bangsa didirikan oleh pendiri bangsa dari berbagai latar belakang etnis agama dan suku.

Pendiri bangsa juga membentuk Pancasila dan Undang-Undang 1945 sebagai dasar kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaannya, agar dimasa depan anak cucu penerus bangsa mendapatkan perlakukan dan pelayanan yang sama termasuk memperoleh haknya di bidang pendidikan.

BACA JUGA:Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer Kota Pangkalpinang Diluncurkan

“Disatu sisi kita bisa memahami bahwa adanya penolakan dan kekhawatiran yang dilakukan oleh kelompok masyarakat adalah sebuah hal wajar. Tapi negara ini harus tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujar Firmantasi.

Ia menegaskan lagi bahwa pembangunan sekolah tinggi agama khonghucu ini sudah sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, bahwa Khonghucu ditetapkan sebagai agama resmi di Indonesia bersama 5 agama lainnya.

 BACA JUGA:PJ Wako Lusje Minta OPD Tingkatkan Kompetensi

Makanya dirinya yakin bahwa pembangunan sekolah tinggi ini adalah bagian dari pemenuhan kebutuhan mendasar untuk pengembangan diri melalui bidang pendidikan terutama bagi generasi penerus di lingkungan masyarakat Khonghucu.

“Ini adalah langkah untuk mengakomodir bagi pengembangan pembelajaran bidang keagamaan Khonghucu, sehingga kualitas sumberdaya manusia dari umat ini semakin lebih baik ke depan, dan juga tidak perlu mengeluh biaya untuk mengeluarkan biaya besar dan harus keluar daerah lagi,” tambahnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: