Kemenag Majukan Pendidikan Melalui Pondok Pesantren Ramah Anak dan 4 Pilar Pelajar Moderasi Beragama

Kemenag Majukan Pendidikan Melalui Pondok Pesantren Ramah Anak dan 4 Pilar Pelajar Moderasi Beragama

Nasution--

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG –   Plt. Kepala Kanwil Kemenag Babel,Firmantasi melalui Kepala pada Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nasution menyebut, bahwa untuk mewujudkan transpormasi pendidikan di Indonesia menuju Indonesia emas 2045, maka diperlukan tanggungjawab bersama  dari seluruh elemen bangsa, dari pendidik, orang tua, peserta didik, hingga masyarakat luas. Hal ini sesuai pula dengan tema peringatan Hardiknas 2 Mei 2024 “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”

 Ia menilai bahwa ketika seseorang berbicara tentang pendidikan, maka tentu banyak sisi yang harus dilihat dan dikembangkan, yakni mulai dari kurikulum, sumberdaya manusia, sarana prasarana dan aspek lainnya.

Sekarang ini eranya sudah menggunakan kurikulum merdeka, dan yang namanya kurikulum itu sifatnya tidak statis tetapi juga dinamis disesuaikan dengan update perkembangan zaman tanpa bermaksud merubah esensi dari tujuan mulia pendidikan.

BACA JUGA:Kemenkumham Babel Gelar Kenal Pamit Kepala Divisi Administrasi

Hal ini seperti yang sekarang sudah diterapkan di berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan kementerian agama atau pondok pesantren yang menerapkan kurikulum merdeka plus ilmu pengetahuan umum. Demikian halnya dengan sumberdaya manusianya yang perlu terus diupdate dan diharapkan menjadi pesan optimis bahwa pendidikan di tanah air akan semakin menjadi lebih baik

”Alhamdulilah di Babel ini ada 87 pondok pesantren yang terdaftar dan punya Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP), dan saya bersyukur karena di Babel ini juga banyak orang yang mendirikan pesantren, walaupun masih ada pesantren yang belum terurus atau terdaftar di Kementerian Agama, makanya kita berharap mereka segera melengkapi sesuai dengan system kebijakan yang ada di Kementerian Agama. Supaya kalau sudah terdaftar tentu kita bisa sama-sama membantu untuk pengembangan pondok maupun pembinaan dan sebagainya,” harap Nasution.

BACA JUGA:UBB Mulai Laksanakan UTBK-SNBT 2024

 Menurut Nasution pendidikan itu tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi, tetapi juga harus dirancang dengan system yang tepat, karena hal ini juga menyangkut anak sebagai objek. Terlebih di era saat ini yang tentu berbeda dari zaman-zaman sebelumnya. Yang mana saat ini anak bisa belajar dari berbagai sumber selain ajaran guru di sekolah, termasuk salah satunya adalah melalui media sosial. Namun disinilah peran guru, masyarakat dan orang tua untuk tetap memberikan filter pengawasan kepada anak.

”Karena kalau guru saya dulu bilang, kalau belajar ini juga harus dengan ahlinya, tidak cukup baca buku saja. Karena ilmu itu harus diterangkan oleh ahlinya, dan dikhawatirkan kalau pemahaman tentang sesuatu ilmu tersebut tidak pas maka dampaknya bisa mengarah kepada radikalisme, anti moderasi dan lainnya,” sebutnya.

BACA JUGA:UBB Mulai Laksanakan UTBK-SNBT 2024

Kementerian Agama RI juga bekerjasama dan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tentang penguatan moderasi beragama di sekolah yang tujuannya adalah mewujudkan  4 pilar pelajar moderasi beragama sebagai generasi penerus bangsa yang berkomitmen kepada nilai kebangsaan, menjaga toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap budaya kearifan lokal. Sebab yang namanya adat itu sifatnya adalah melengkapi  dan boleh dilakukan selagi tidak bertentangan dari akidah.

”Makanya Kemenag berkomitmen membangun pelajar atau generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga harus kuat dalam iman dan taqwanya. Sebab, kalau pendidikan kita tidak beres, maka tentu pertama yang akan disalahkan adalah Kementerian Agamanya, padahal waktu anak belajar materi pendidikan agama di sekolah umum sangat terbatas. Makanya semua element mempunyai tanggungjawab dalam memajukan dunia pendidikan termasuk orang tua,” harapnya.

BACA JUGA:PLN Salurkan Bantuan TJSL Electrifiying Marine Kampung Nelayan Maju

Keberadaan pondok pesantrean yang juga semakin mendapatkan kepercayaan luar biasa dari masyarakat untuk membantu anak meraih hak pendidikan terbaik dalam menimba ilmu agama dan pengetahuan umum. Bahkan tak heran banyak pesantren yang santrinya sampai full, dan membuka pendaftaran masuk dengan persyaratan. Orang tua di era modern saat ini semakin mempercayakan pesantren untuk pendidikan anak-anaknya, bahkan bayar mahal pun tak masalah, yang penting yakin anaknya diurus dengan benar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: