Toni Wen, Pejuang Penyelundup Candu untuk Persenjataan RI

 Toni Wen, Pejuang Penyelundup Candu untuk Persenjataan RI

--

BACA JUGA:PAHLAWAN DUABELAS (Bagian Empat)

Di antara semua itu, peran Tony yang paling vital bagi Republik Indonesia tak lain adalah sebagai penyelundup candu. 

''Pada Tahun 1948, Republik Indonesia yang baru berdiri membutuhkan dana untuk membangun perwakilannya di luar negeri dan untuk mempersenjatai pasukan dalam melawan Belanda. Padahal kala itu, keuangan negara sulit karena perdagangan luar negeri Indonesia sedang diblokade Belanda,'' ujar Akhmad Elvian lagi. 

Sebagai solusinya, Menteri Keuangan A.A Maramis mengusulkan untuk menjual sekitar 22 ton candu yang direbut dari Belanda. Dalam sidang kabinet, Perdana Menteri Mohammad Hatta menyetujui usul itu. Ia menunjuk sebuah tim yang terdiri dari Empat orang untuk menjalankan operasi ini, termasuk Tony (Theo & Lie, 2014:33). 

Ada catatan Sam Setyautama dalam Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia (2008:24). Pada 1948, Tony bersama Soebeni Sosrosepoetro, Karkono Partokusumo (Kamadjaja), dan dibantu Lie Kwet Tjien menyelundupkan candu ke Singapura untuk dibelikan senjata bagi Republik Indonesia. 

Dengan naik perahu, Tony Wen membawa setengah ton candu dari Pantai Popoh di Kediri dan melintasi pantai selatan Jawa ke Selat Lombok untuk menghindari patroli Belanda dalam perjalanannya ke Singapura. Operasi lanjutan ini kemudian dilaksanakan oleh Laksamana John Lie dengan menggunakan pesawat amphibi Catalina. 

Dengan pesawat ini, Indonesia berhasil melakukan pengiriman sebanyak dua kali dan membawa 4 ton candu ke Singapura. Akan tetapi, operasi ini akhirnya diketahui oleh Belanda sehingga Tony Wen ditangkap oleh polisi Inggris di Singapura.

''Tony Wen sempat ditahan di Singapura akibat aktivitas pembelian senjata yang dilakukannya untuk revolusi kemerdekaan Republik Indonesia. Pada Tahun 1954-1956, Tony Wen, terpilih menjadi anggota konstituate mewakili Partai Nasional Indonesia (Elvian, 2007:97),'' ujar Elvian kemudian.(red)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: