Nih Dia Kawasan yang Timahnya Di-Kopong-kan? Termasuk Kampung Sekitaran Gunung Maras
--
BABELPOS.ID.- Masihkah keyakinan timah bisa di-kosong-kan atau di-kopong-kan di suatu wilayah itu berlaku hingga saat ini?
Dari hasil penelusuran BABELPOS.ID., meski tidak secara terbuka, namun diakui keyakinan demikian kadang masih dilakukan.
Salah satu contoh kasus yang pernah ditemui adalah, ketika suatu wilayah akan dimasuki kapal besar, namun ditentang warga setempat.
Hanya persoalannya saat itu izin sudah terlanjur keluar, sehingga kapal tetap beroperasi.
BACA JUGA: Kopong-kan Timah Suatu Wilayah Dengan 'Uang Koin'. Ternyata Caranya Mudah...
Ironisnya, setelah sepekan mengaduk-aduk wilayah pantai tersebut, ternyata yang didapat hanya timah kopong, kalaupun ada yang berisi hanya sekitar tak lebih dari 5 kg saja. Tentu itu sangat merugikan karena kalah jauh dibanding dengan biaya produksi yang mesti dikeluarkan.
Dua kapal itu pun mundur tanpa pamit. Warga setempat hanya senyum-senyum penuh arti.
Sejarahwan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Dato' Akhmad Elvian, DPMP menyatakan, soal timah yang di-kopong-kan atau malah dialihkan ke tempat lain, adalah sebuah kearifan lokal yang sudah ada di Babel sejak dulu.
''Kita banyak menjumpai beberapa kawasan di Pulau Bangka tetap terjaga dari penambangan Timah. Seperti daerah Batin Mendo Barat, daerah Jeriji di Bangka Selatan, Balunijuk di Merawang, dan Mabat di Bakam serta di berbagai tempat lainnya di Pulau Bangka. Kenapa tidak ada tambang timah di situ, yah karena timahnya ampak atau kopong,'' ujar pria yang hingga kini masih menjabat sebagai Sekwan Kota Pangkalpinang ini.
Kawasan Gunung Maras
Dikatakan Akhmad Elvian, kawasan kampung-kampung tertentu yang berdekatan dengan Gunong Maras, ritual pengasalan Timah dilakukan oleh para dukun kampung di Gunong Maras karena dianggap sebagai tempat tertinggi dan suci untuk melakukan ritual berupa doa dan pinta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk melindungi Kampung.
BACA JUGA:Begini Cara Dukun 'Kosongkan' Kandungan Timah Suatu Tempat. Pakai Sejenis Daun Lalu...
''Pada malam hari biasanya ritual dilakukan dengan menaber air yang sudah diberi mantera dan doa dengan jampik sembur ke tanaman kumbe. Pagi harinya para dukun kampung melakukan kegiatan menanam tanaman kumbe yang telah jampik sembur di dekat sumber mata air atau hulu sungai di wilayah yang akan dilindungi,'' ujar Elvian lagi.
Ritual Mengasal Timah adalah bentuk doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mengembalikan Biji Timah ke asalnya yaitu kepada Sang Pencipta, karena mungkin bila dilakukan penambangan pada wilayah yang sudah ditentukan kegunaaannya akan mendatangkan banyak mudarat daripada manfaatnya bagi masyarakat kampung setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: