Jadi Pemimpin itu Berat, Kamu Takkan Sanggup, Aku Saja

Pola hidup, pola pandang, bahkan pola pikir generasi juga sudah berkembang dan berubah.  

Penulis tak berani menyampaikan ide-ide penulis yang sudah bertugas sebagai wartawan di beberapa daerah bahkan ke beberapa negara maju?  

Kenapa?

Takut dicap sok, pandir, atau memakai istilah Bangka (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), bisa-bisa dicap 'taipau'.  

''Hu.. kemana dia selama ini?  Tiba-tiba muncul mengaku putra daerah dan kini mau mencalonkan diri pula?''

Jangan berharap mereka akan bertanya soal pengalaman penulis selama berada di luar daerah atau luar negeri?  

Mereka tak  butuh itu.

Satu saja harapan mereka, mampukah penulis memenuhi harapan dan mengerti mereka?  Sementara penulis selama ini berada di luar daerah yang tentu meski banyak perbedaan banyak pula persamaan dengan daerah asal penulis?

Apakah bisa untuk mau mengerti mereka dengan kemunculan yang terkesan tiba-tiba?  

Satu jawabannya, maukah mendengar mereka dengan gaya dan bahasa mereka?  

Karena kuncinya, mau mengerti dan paham semuanya?

Bukan: 

Kutahu yang Kumau.... 

Tapi...... 

Kutahu Apa Maumu?***

Sumber: