Kalkulasi Pilpres

Kalkulasi Pilpres

Syahril Sahidir--

SE-oposisi-oposisi politikus di negeri ini, tapi ketika 'ditawarkan' posisi, akan langsung beradaptasi.  

-------------------

Oleh: Syahril Sahidir

CEO babel Pos Grup

 

MESKIPUN Tahun 2024 adalah tahun politik, dimana semua para pejabat politik dipilih saat itu untuk 5 tahun berikutnya, namun nuansa yang terasa justru seperti hanya Pipres saja.  

Padahal, secara matematika politik -- maksudnya lebih banyak prediksi dari pada kepastian-- justru Pilpres yang paling enak menghitung tepatnya menduga siapa bakal pemenangnya, dan bagaimana suasananya.  

Hal yang cukup menarik dalam Pemilu kali ini adalah, posisi Partai Nasdem.  Partai besutan Surya Paloh ini biasanya selalu berada di posisi 'aman' dalam artian selalu ikut dalam kubu yang menang.  Namun bukan pada posisi 'penentu'.  

Kali ini, Partai Nasdem justru berada di posisi benar-benar 'bersabung' dan 'bertarung'.  Meskipun Nasdem tidak bisa berbuat banyak jika tanpa koalisi, namun pengusungan Anies Rasyid Baswedan sebagai Capres, justru Nasdem menjadi motor penggerak.   

BACA JUGA: Politik Rumput

Kondisi ini di satu sisi sangat menguntungkan dan menggerek nama Nasdem menjadi lebih besar.  Tapi tentu saja itu semua ada resiko, karena Nasdem masih terikat koalisi dengan pemerintahan sekarang.  Di sisi lain juga, terkereknya nama Nasdem serta diperkuat faktor Anies Baswedan, menguntungkan juga bagi caleg-Ca;eg Nasdem.  

Bagaimanapun, pengusungan dan nama Capres Anies mengandung nilai jual.

Suasana lain yang terbangun sekarang ini adalah, bakal adanya 3 Capres.  

Secara hitung-hitungan dalam dugaan --sekali lagi bukan angka-angka seperti matematika--, akan terjadi keseimbangan suara yang luar biasa serta tarik menarik dukungan yang juga luar biasa terutama di kalangan masa mengambang oleh 3 kandidat Capres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: