Jadi Pemimpin itu Berat, Kamu Takkan Sanggup, Aku Saja

JADI Pemimpin---(Bupati, Walikota, Gubernur, Presiden, Wakil Rakyat (DPR/DPRD/DPD)--- itu berat, kamu jangan, biar aku saja.  

Oleh: Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup

MENGAPA? 

Karena rakyat dimanapun di muka bumi ini, sebenarnya tak butuh pemimpin yang cerdas, tapi butuh pemimpin yang mengerti.  Kalaupun pemimpin itu cerdas, adalah cerdas memahami maunya rakyat.

Rakyat takkan terlena dengan pemimpin yang cerdas yang dengan sederet gelar dan pangkat.  Apalagi sederet rencana besar yang hanya sebatas wacana.

Rakyat butuh pemimpin yang ada aksi dan memang untuk dan demi kepentingan rakyat.

Rakyat tak butuh pemimpin yang selalu berkelit demi aturan dan undang-undang, tapi butuh pemimpin yang kebijakannya memang untuk dan demi rakyat yang berdasarkan undang-undang.  

Bukankah undang-undang dibuat untuk kepentingan rakyat, bukan malah membelenggunya?

***

ITU pula sebabnya, dalam politik dengan pemilihan langsung seperti sekarang ini (Pemilu dan Pilkada), isu primordial atau isu putra daerah menjadi hangat.  Karena dengan hadirnya putra daerah, ada harapan kepentingan dan maunya rakyat dimengerti oleh sang pemimpin.

Namun faktanya, tak semudah yang dibayangkan.

Penulis sendiri berasal dan lahir di suatu daerah.  Bahkan dari SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, hingga ketika bertugas menjadi wartawan, penulis berkutat di tanah kelahiran.  

Namun, dalam 20 tahun terakhir penulis sudah berada di luar daerah.  Ketika berkesempatan pulang, generasi penulis sudah banyak yang keluar daerah juga, sudah berumur pula, bahkan sudah ada yang wafat.  Kini kampung itu diramaikan  generasi kedua dan ketiga, yang jangan kan menyapa, menoleh kepada penulis pun tidak.  Padahal banyak yang masih kerabat sendiri.

Mengapa, karena dunia dan masa sudah berubah, orang-orang yang kenal sudah tak di tempat, generasi berikutnya hanya tahu dengan yang ada di sekitar mereka selama ini.

Sumber: