Politisi Si Unyil, Pak Raden & Pak Ogah
Ahmadi Sofyan - Penulis Buku /Pemerhati Sosial Budaya--
(2) Politisi Pak Raden. Sebagaimana karakter tokoh dalam film Si Unyil, karakter Politisi Pak Raden adalah karakter politisi kawakan yang tidak pernah selesai membuat dan mencari panggung agar selalu eksis dalam kancah perpolitikan Indonesia. Ia akan selalu ingin tampil dan tidak boleh dilupakan.
Perubahan zaman dan pertambahan usia tidak membuat ia ingin “pensiun” dari hiruk pikuk perpolitikan. Semua orang baru dianggap “anak kemaren sore” yang tidak tahu menahu. Partai adalah milik pribadi dan semua keputusan mutlak dari dirinya.
Politisi Pak Raden ini seakan-akan tokoh demokrasi, tapi sebetulnya dia adalah orang yang paling tidak demokratis. Bahkan Partai yang seharusnya pengusung demokrasi, justru sangat tidak demokratis.
3) Politisi Pak Ogah. Peran Pak Ogah di film Si Unyil adalah peran antagonis yang paling tidak disukai karena selain pengangguran, berkepala botak, Pak Ogah adalah sosok yang suka minta-minta alias memalak. Politisi Pak Ogah adalah politisi yang menjadikan profesi atau jabatan yang disandangnya sebagai lahan mencari uang.
Selain itu, Politisi Pak Ogah ini adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga daripada nganggur, maka ia berusaha keras menjadi Wakil Rakyat. Syukur-syukur kedepannya menjadi Kepala atau Wakil Kepala Daerah. Politisi jenis Pak Ogah ini adalah politisi yang paling banyak bertebaran di Indonesia. Ia adalah jenis politisi yang mengkhawatirkan, sebab tanpa kemampuan untuk membangun negeri, ia berusaha eksis dalam perpolitikan.
Dari 3 jenis Politisi Indonesia ini, kita bisa menyimpulkan bahwa Politisi Si Unyil berkarakter Playback, Politisi Pak Raden berkarakter Flashback dan Politisi Pak Ogah berkarakter Cashback. Saya yakin, 2024 tiga karakter ini tidak akan pernah pudar, justru semakin bersinar. Makanya saya bingung menjawab pertanyaan-pertanyaan banyak orang terhadap diri saya di tahun 2024 nanti. Oleh karenanya tidak ada jawaban yang pasti saya berikan selain menjawab dengan canda.
Sebab, seringkali saya ungkapkan, bukan jabatan apa yang disandang, profesi apa yang digeluti, tapi bagaimana kita bisa bermanfaat bagi lingkungan dan kepada orang lain. Itu yang terpenting. Mari berpikir menjadi manusia Indonesia yang eksis dalam suasana apapun dan cuaca yang bagaimana pun, tetap berbuat dan bermanfaat. Kan begitu?!
Salam Si Unyil! (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: