BBM Naik, Mulanya Sakit, Terus Sakit

BBM Naik, Mulanya Sakit, Terus Sakit

Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup--

‘PULIH Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat’

BEGITULAH bunyi jargon pemerintah pasca pandemi covid-19 --yang hingga kini sih masih ada--. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar  Pandjaitan (LBP) memahami kondisi yang ada. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan rasa sakit bagi rakyat yang terus terjepit dengan kenaikan semua kebutuhan. 

Namun hanya sementara. Menimbulkan masalah, yes. Akan painfull buat kita, ada sakit buat kita. 

Tapi, saya kira setelah beberapa bulan tidak ada masalah. Asal kita kompak aja,” kata luhut. berkelit. Reaksi dan unjuk rasa muncul dimana-mana. 

Tapi sekarang tak ada gunanya, toh BBM sudah naik. Presiden Joko Widodo sudah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax Sabtu (3/9) lalu. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Harga Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 perliter, Solar naik dari sebelumnya Rp 5.150 perliter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter mennjadi Rp 14.500 per liter.

Anggota DPR RI Diah Nurwitasari merespon kebijakan Pemerintah yang bersikeras menaikkan harga BBM bersubsidi. 

Menurut Diah pemerintah sama sekali tidak memperhatikan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya yang baru saja akan bangkit pasca pandemi Covid-19.

“Innalilahi Wa Inna ilaihi Roojiuun. Pemerintah benar-benar tidak mendengarkan suara rakyat. Pemerintah benar-benar tidak peduli lagi dengan kondisi masyarakat.” kata dia.

“Ini sangat bertolak belakang dengan jargon Pemerintah ‘Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat’. Ternyata yang dilakukan Pemerintah malah menambah beban rakyat,” ungkap Diah dikutip Minggu 4 September 2022. 

***

TAPI, sekalilagi, semua reaksi penolakan dengan berbagai pembelaan terhadap rakyat itu, tak ada gunanya. Toh BBM sudah naik. Rakyat hanya bisa pasrah, meski tak rela. Benarkah kenaikan BBM ini sakitnya hanya sementara? 

Benar!

Selanjutnya, bagaimana?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: