Polisi, Kapolri, Hingga ke Jokowi

Polisi, Kapolri, Hingga ke Jokowi

Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup--

***

SEKARANG INI, persepsi masyarakat terhadap kepolisian di negeri ini benar-benar tengah dipertaruhkan. Persepsi yang sebenarnya sudah mulai bergeser ke arah yang lebih baik, namun harus kembali dipertaruhkan akibat peristiwa kematian Brigadir J.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak mau ambil resiko kembali memburuknya citra Polri atas kejadian itu.  Maka sikap tegas agaknya sudah mulai dia ambil.

Bahkan, pepatah 'ikan Busuk mulai dari Kepala', menjadi pegangan Kapolri. Dia menegaskan tidak segan menindak anggotanya yang melakukan penyimpangan dalam tubuh Polri. 

"Saya minta kepada rekan-rekan tidak ragu-ragu untuk melakukan tindakan tegas, karena ini untuk kepentingan organisasi. Dan mohon maaf kalau tidak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya yang saya potong," tegas Listyo kepada para pimpinan Polri.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengingatkan para pimpinan di tubuh Polri untuk tidak anti kritik, peka terhadap lingkungan dan memenuhi rasa keadilan masyarakat utamanya di era keterbukaan saat ini. 

"Ada pepatah ikan busuk mulai dari kepala, artinya kalau kita ingin merubah maka jadilah teladan, pimpinan harus jadi teladan baru di bawahnya akan menjadi lebih baik. Karena tidak mungkin kita memulai dengan yang baik kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri," kata Lisyto. 

Menurut Kapolri Listyo, pemimpin dalam tubuh polri harus berpikir bagaimana persepsi masyarakat. 

"Predikfif, responsibilitas, transparan namun juga memenuhi rasa keadilan dan ini yang menjadi harapan masyarakat," tegasnya. 

"Kita harus berpikir persepsi masyarakat tentang kita, dan harus perbaiki, turun ke lapangan, jaga emosi jangan terpancing, emosi yang mudah meledak dan tidak bisa dikontrol akan mengakibatkan perbuatan yang kita lakukan tidak terukur. Apalagi rekan-rekan yang diberikan kewenangan oleh undang-undang, dan ini berpotensi menjadi masalah apabila kita tidak bisa kontrol".

***

DAN, apa yang dikemukakan Kapolri benar-benar terbukti. Sebanyak 3 jenderal dinonaktifkan, puluhan perwira pun menjalani pemeriksaan.

Bahkan, Jenderal Sambo --yang kini lagi ngetop-ngetopnya-- sudah 'diamankan' karena belum boleh mengatakan sudah 'ditahan'.  

Pertanyaannya, akankah persepsi publik mampu bergeser dalam kasus Brigadir J? Bukankah dari awal pihak kepolisian sendiri seperti sudah melakukan hal yang 'tidak biasa' ketika ada suatu peristiwa?  

Padahal, jika sekiranya RT atau RW bahkan perangkat masyarakat setempat dilibatkan dari awal, maka perangkat masyarakat inilah yang akan menjawab keraguan publik?  Tapi ini malah Ketua RT 'mencak-mencak' karena merasa tidak dilibatkan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: