Kebiasaan Makan Instan, Kurang Gerak dan Begadang Picu Resiko Diabetes

Kebiasaan Makan Instan, Kurang Gerak dan Begadang Picu Resiko Diabetes

Ilustrasi makanan cepat saji --Foto: ist

BABELPOS.ID - Gaya hidup serba instan yang melekat pada masyarakat modern kini menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka penderita diabetes di Indonesia.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Gading Serpong, dr Timoteus Richard, Sp.PD, mengatakan kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, kurang bergerak karena terlalu lama di depan layar, serta tidur larut malam, ternyata dapat memperbesar risiko terkena penyakit metabolik tersebut.

“Banyak pasien tidak sadar bahwa kebiasaan sederhana seperti sering makan fast food, kurang olahraga, atau begadang karena gadget bisa memicu terjadinya diabetes,” kata dr Timoteus dilansir Antara, Senin (21/10).

Menurutnya, makanan cepat saji umumnya tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, namun miskin serat serta nutrisi penting. Jika dikonsumsi berlebihan, tubuh akan menyimpan energi berlebih sebagai lemak, terutama di perut, yang berujung pada resistensi insulin yang merupakan salah satu penyebab utama diabetes tipe 2.

BACA JUGA:Waspada! 5 Gejala Ini Tanda Kamu Pradiabetes, Nomor 1 dan 3 Sering Dianggap Biasa

BACA JUGA:Diabetes Tidak Hanya dari Makanan Manis

Selain pola makan, penggunaan gadget yang berlebihan turut memperburuk kondisi. Aktivitas pasif akibat duduk terlalu lama membuat metabolisme tubuh melambat dan lemak menumpuk. Ditambah paparan layar sebelum tidur yang mengganggu kualitas istirahat, kondisi ini memicu peningkatan hormon stres yang dapat mengacaukan kadar gula darah.

Gejala awal diabetes kerap tidak disadari, seperti sering haus, mudah lelah, penurunan berat badan tanpa sebab, hingga luka yang sulit sembuh. Karena itu, dr Timoteus mengimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin agar penyakit dapat terdeteksi sejak dini.

“Diabetes sering kali berkembang tanpa gejala jelas. Dengan pemeriksaan rutin dan pola hidup sehat, risiko komplikasi seperti gangguan jantung, ginjal, atau saraf dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, perubahan kecil dalam rutinitas dapat memberi dampak besar terhadap pencegahan. Misalnya dengan membatasi konsumsi makanan cepat saji, mengatur waktu penggunaan gawai, berolahraga ringan minimal 30 menit per hari, serta tidur cukup 7–8 jam setiap malam.

Dengan langkah sederhana itu, masyarakat diharapkan lebih sadar bahwa kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pengobatan, tetapi juga oleh kebiasaan sehari-hari yang bijak dalam menghadapi gaya hidup modern.

BACA JUGA:Cara Minum Cuka Apel untuk Hipertensi, Kolesterol dan Diabetes

BACA JUGA:Ini Cara Pulih dari Pradiabetes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: