Ombudsman Menininjau Kerusakan Gedung SDN 21 Kace Bangka

--
BABELPOS.ID, BANGKA - Anggota Ombudsman Republik Indonesia Johanes Widijantoro meninjau kerusakan gedung dan sarana prasarana pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 21 Kace Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis.
Dalam kunjungan di SDN 21 Kace tersebut Johanes Widijantoro didampingi Tim Perwakilan Ombudsman Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka melihat langsung kondisi gedung sekolah dasar tersebut.
Tidak hanya itu rombongan juga meninjau ruangan kelas, para guru, dan sarana sekolah yang sudah rusak dan dapat mengancam keselamatan para siswa dan guru saat kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
BACA JUGA:Fobi Basel Ramaikan Karnaval, 8 Barongsai Atraksi di Depan Panggung Kehormatan
"Kami sudah melihat kondisi fisik bangunan, ruangan di SDN ini dan sudah semestinya direhabilitasi," kata Johanes Widijantoro di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan bangunan dan ruangan kelas di SDN 21 Kace ini sudah semestinya direhabilitasi agar penyelenggaraan proses belajar mengajar berjalan dengan baik terutama aspek keamanan dan keselamatan siswa saat belajar.
BACA JUGA:Pemkab Bangka Tengah Serahkan Bantuan Kapal dan Alat Tangkap Kepada Nelayan Kurau
"Kami sudah berdialog dengan jajaran Pemkab Bangka bahwa memang pemerintah daerah terutama Dinas Pendidikan sudah berupaya merealisasikan renovasi sekolah ini," katanya.
Ia menyatakan Ombudsman terus mendorong agar ada percepatan dan terobosan dalam merenovasi sekolah ini agar dapat mempercepat upaya-upaya proses renovasi sekolah ini.
"Dalam pertemuan tadi, bukan hanya SDN 21 Kace yang diberikan perhatian tetapi banyak sekolah lainnya di Bangka yang juga membutuhkan perhatian oleh pemerintah daerah ini," katanya.
BACA JUGA:Wabup Tegaskan Komitmen Penataan Kepegawaian saat Anjangsana ke Diskominfosta Bateng
Kepala SDN 21 Kace Sri Maryani mengatakan kondisi sekolah yang kurang layak ini sudah terjadi pada 2021 dan hingga saat ini belum ada rehabilitasi kerusakan gedung dan ruangan kelas ini.
"Saat ini ada ruangan kelas sudah 90 persen mengalami kerusakan dan atap serta kayu sudah banyak yang roboh, sehingga kami tidak lagi menggunakannya untuk kegiatan belajar mengajar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: