Gelar FGD, Bappelitbangda Basel Bahas RAD, Ini Tujuannya

Gelar FGD, Bappelitbangda Basel Bahas RAD, Ini Tujuannya

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan guna menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD).--

Komitmen terhadap transparansi dan tanggung jawab akan memastikan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat serta pelestarian lingkungan.

 

Diakui Elfin, bahwa pembangunan kelapa sawit yang berkelanjutan merupakan kunci untuk memenuhi kebutuhan energi serta bahan pangan dunia tanpa merusak lingkungan, ditengah meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit, pendekatan yang ramah lingkungan dan sosial menjadi solusi yang ideal.

BACA JUGA:2.116 Warga Binaan di Lapas/Rutan/LPKA Kemenkumham Babel Terdaftar pada DPT Pilkada 2024

"Dengan metode yang baik, tentunya pendekatan ini mencakup pemilihan lahan yang tepat dan metode pertanian yang minim dampak ekologisnya," tandasnya.

 

Sementara itu, Kepala Bappelitbangda Basel Herman menyampaikan, ia menekankan pentingnya percepatan sertifikasi, seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

 

"Dengan cepatnya sertifikasi RSPO dan ISPO ini diharapkan bisa menguntungkan para petani maupun pengusaha yang tentunya bisa menjaga lingkungan juga," terangnya.

BACA JUGA:Cegah Gangguan Kamtibmas, Polresta Pangkalpinang Gelar Razia Simpatik

Bukan itu saja, penting untuk memastikan bahwa baik pengusaha maupun petani memenuhi standar lingkungan dan sosial yang ketat, dengan sertifikasi ini, selain melindungi keanekaragaman hayati serta  mengurangi emisi karbon, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja.

 

Diajarkannya, beberapa tujuan utama dari Rencana Aksi Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan, di antaranya adalah: 

1. Meminimalkan dampak lingkungan melalui pengurangan deforestasi dan emisi gas rumah kaca. 

 

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial bagi petani dan masyarakat lokal melalui pengembangan ekonomi inklusif. 

 

3. Melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam perencanaan dan implementasi. 

 

4. Mendorong penerapan praktik pertanian yang ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk dan pestisida yang minim dampak negatif. 

 

5. Meningkatkan daya saing produk kelapa sawit di pasar regional dan internasional dengan memenuhi standar keberlanjutan global. 

 

6. Menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. 

 

"Rencana aksi ini diharapkan dapat membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara seimbang, sehingga pengembangan industri kelapa sawit bisa berkelanjutan," jelasnya.

BACA JUGA:Tim Ahli Indikasi Geografis Lakukan Pemeriksaan Substantif Madu Pelawan Namang Bangka Tengah

"Dengan adanya dukungan dari seluruh pihak, pembangunan kelapa sawit yang berkelanjutan di Kabupaten Basel dapat tercapai, menjamin kualitas keputusan, serta mewujudkan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik," tambah Herman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: