Bangka Belitung Adalah: Historical Archipelago (1)

Bangka Belitung Adalah: Historical Archipelago (1)

Cap Keresidenan Palembang dan Bangka Masa Inggris.(sumber foto: Malay Seals from the Islamic Word of Southeast Asia, Annabel Teh Gallop,2019). Dan Kantor Keresidenan Bangka Belitung.--

BABELPOS.ID.- ''BANGKA Belitung adalah kepulauan bersejarah, Historical Archipelago,'' demikian penegasan Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, Sejarawan dan Budayawan BANGKA Belitung kepada media ini tadi malam.

Dikatakan pria Penerima Anugerah Kebudayaan itu, tonggak sejarah atau milestone yang merupakan episode panjang dan penting dalam sejarah Kepulauan Bangka Belitung dimulai dari masa Dua Abad sebelum kejayaan Kedatuan Sriwijaya dengan peradaban Waisnawa dan benteng kotadualapis, dilanjutkan menjadi bagian berpengaruh dari Mandala Sriwijaya, dalam peradaban Budha dengan sigalovada sutta dan tradisi ortografi Pallawa-Melayu Kuno (Paruh Terang Wulan Waisaka 608 Saka/686 Masehi), serta menjadi negeri diantara angin, penghubung wilayah mancanegara di Kawasan Barat Nusantara, dengan Dhang Camwa Dimaharata (Abad 10 Masehi) sebagai pemimpin. 

Bahkan ujar Elvian, wilayah Kepulauan Bangka Belitung dalam Hikayat Raja-Raja Pasai berada dalam pengaruh politik Kerajaan Singosari dan Keprabuan Majapahit, serta Kesultanan Mataram (Abad 14 dan 15 Masehi).

BACA JUGA:DARI KAPITULASI TUNTANG KE TRAKTAT LONDON

''Wilayah Bangka Belitung dijaga keamanannya dari zeerovers oleh Kesultanan Johor dan Minangkabau ketika Malaka jatuh ke VOC Tahun 1641 Masehi, karena merupakan wilayah The Favorite Commercial Coast,'' lanjut pria yang  saat ini menjabat sebagai Sekwan Kota Pangkalpnang itu.

Episode berikutnya Bangka Belitung menjadi wilayah perebutan hegemoni kekuasaan antara kesultanan Banten, Palembang Darussalam dan Riau Lingga, karena jalur rempah (spice route), politik dan ekonomi terutama Lada Putih dan Timah. 

''Tarik menarik kekuasaan mengantarkan Kepulauan Bangka Belitung sebagai wilayah Sindang bersatus Mardika (vrijheren) melalui kekuasaan para lengan, gegading, batin, kriya, ngabehi patih depati dan rangga serta Tumenggung,'' ujarnya memberi gambaran arti Bangka Belitung di masa lalu.

Ada juga pengakuan Sampoera dalam Dagh Register sebagai raja di Bangka dan Belitung, yang berupaya berkelindan dengan VOC karena ingin lepas dari pengaruh Kesultanan Palembang setelah perkawinan politik Khadijah (Putri juwaraja kesultanan  Banten di Bangkakota) dan sultan Abdurrahman (Kesultanan Palembang) pada Tahun 1666. 

BACA JUGA:Penjara Negara (Standegevangenis)

''Kekayaan Lada dan Timah Kepulauan Bangka Belitung mengundang campur tangan VOC. Anom Alimuddin yang diakui sebagai raja di Bangka berkoalisi dengan Arung Mapala dari Sulawesi menguasai dua pertiga pulau kemudian berhadapan dalam kontak senjata yang panjang dengan VOC dalam rentang Sepuluh tahun (Tahun 1722-1732),'' tuturnya. 

Keterlibatan Abraham Patras sebagai utusan VOC, menyebabkan Sultan Palembang, Mahmud Badaruddin I harus membiayai peperangan dan konsesi memusnahkan tanaman Gambir dan Kapas di pulau Bangka. 

''Kedatangan bangsa Asing Kulit Putih mengubah tatanan kehidupan masyarakat dan adat istiadat masyarakat. Kerajaan Inggris juga mengubah nama Bangka menjadi Duke Of York Island (Tahun 1812), dan berdasarkan Traktat London (Tahun 1816) dipertukarkan kepada Kerajaan Belanda. Masa kekuasaan Bangsa Asing Kulit Putih, baik Inggris dan Belanda dalam alur panjang sejarahnya, negeri ini melakukan berbagai perlawanan, dipimpin tokoh Man Makes History seperti Raden Keling, K.A Hatam, Depati Bahrin, dan puncaknya adalah perlawanan semesta rakyat Bangka Belitung dipimpin oleh Depati Amir (Tahun 1848-1851). Kepulauan Bangka Belitung juga sempat menderita, pada rentang singkat sejarah kekuasaan Jepang dengan Bangka Belitung Gunseibu,'' ujar Akhmad Elvian kemudian.(red/***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: