Dewan Pendidikan Babel Ajak Ciptakan Iklim Kondusif Bagi Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus
Nara sumber seminar dewan pendidikan Babel.--Ist
Keywordnya harus ada pendidikan inklusifitas, jika pun tidak dari melalui guru yang memang pendidikan bagroundnya adalah pendidikan luar sekolah, ada pendidikan inklusif, minimal mereka mendapatkan pelatihan-pelatihan terkait dengan inklusifitas sehingga akan lebih siap menghadapi anak-anak didik yang mungkin “istimewa” tersebut, maka akan memberikan ilmu dasar bagi untuk mampu mengelola inklusifitas yang lebih baik di satuan pendidikan masing-masing.
Ia menilai bahwa persoalan disabilitas tidak selalu berasal dari bawaan sejak lahir atau kecil sehingga harus diberikan perhatian yang sama.Dan yang penting juga adalah dengan mengurangi diksi-diksi yang berkonotasi melecehkan tetapi memberikan energi yang lebih baik dan tidak melecehkan.
“Harus menghargai mereka. Karena mereka memiliki otonomi dan mereka harus diberi kesempatan memilih yang mana. Maka mendorong sensifitas disabilitas ini jadi pekerjaan penting kita menciptakan atmosfir itu, karena sekali lagi tidak ada orang yang mau dilahirkan dan ditakdirkan menjadi disabilitas,” ujarnya.
BACA JUGA:SOIna Babel, Wadah Anak Berkebutuhan Khusus Untuk Meraih Prestasi
Perlunya edukasi berkelanjutan menjadi hal yang sangat penting, bahkan memulai izin inklusifitas atmosper itu harus dimulai dari diri sendiri dulu, membuat agar orang semakin inklusif, memastikan bahwa lingkungan kita tercipta. Dengan semua ini akan memberikan garansi awal bahwa setiap kita harus menciptakan iklim yang kondusif terutama bagi tumbuh kembang anak-anak yang kebutuhannya inklusif.
Sehingga tantangannya adalah perlunya sosialisasi, promosi, edukasi, dan literasi sebagai hal penting untuk didorong kepada semua stakeholder, dan ini harus menjadi kerja keroyokan kita bersama-sama oleh guru, praktiksi, orang tua, pengamat, akademisi, karena atmosfir ini harus kita ciptakan bertahap,” sebut pakar ahli lmu sosial dan politik ini.
Sementara itu, Wahyu Kurniawan Ketua Penyelenggara Seminar Pendidikan Arah Pendidikan Inklusi di Bangka Belitung yang juga merupakan Dosen Program Studi (Prodi) Psikologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung. Ia membenarkan bahwa tujuan kegiatan ini dalam rangka berbicara arah pendidikan inklusif di Babel , agar inklusi ini semakin lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
“Melalui kegiatan ini kita bersama-sama untuk saling mengingatkan kembali, mengoptimalkan kembali tentang pentingnya pendidikan inklusi,” ujar Anggota Dewan Pendidikan Babel.
BACA JUGA:Pentingnya Sekolah Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Hampir setiap tahun masalah ini masih kerap menjadi dilema, misalnya saja ketika masih menemukan bahwa anak-anak istimewa ini harus dianggap tepat jika di sekolahkan di SLB atau mungkin inklusi, namun kenyataannya di lapangan, bahwa untuk merekomendasikan mereka ke sekolah tersebut kadang sering jadi kendala.
Namun dalam hal ini bukan berarti karena guru tidak menerima, tetapi memang kadang sekolah mendapatkan keterbatasan, seperti jumlah siswa yang terlalu banyak , sdm guru yang tidak mencukupi, fasilitas yang tidak mendukung , makanya kita berharap ke depan Babel akan lebih fokus untuk mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus.
”Menurut saya ada 7 element pelaksanaan pendidikan inklusi yang harus diperhatikan dengan lebih baik seperti kehadiran orang tua, kurikulum, penerimaan masyarakat atau lingkungan, dukungan keluarga ,metode pengajaran dan sebagainya yang harus disiasati agar kebutuhan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa kita jawab,” harap Wahyu.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: