Makin Populer, Wisata Hutan Pelawan Namang Perlu Perbaikan, Gerbang Kumuh Hingga Gazebo Mulai Ambruk

Makin Populer, Wisata Hutan Pelawan Namang Perlu Perbaikan, Gerbang Kumuh Hingga Gazebo Mulai Ambruk

--

BABELPOS.ID, NAMANG - Hutan Pelawan yang sudah dilestarikan sejak tahun 2008 semakin populer, setelah mendapatkan penghargaan dari Kemenparekraf sebagai Anugrah Desa Wisata Indonesia 2023 (ADWI 2023) dan masuk 9 Desa AVN oleh Kemendes PDTT.

Namun, sarana dan prasarana di Hutan Pelawan nampaknya masih perlu perbaikan. Seperti, gapura wisata Hutan Pelawan Desa Namang yang terlihat kumuh dan banyak dipenuhi jamur. Bahkan, kondisi gazebo yang kayunya banyak dimakan rayap. 

BACA JUGA:Kepopuleran Mulai Redup, Perkebunan Lada di Bateng Sisa 3.000 Lebih Hektar

Salah satu, petugas kebersihan Zainudin mengatakan bahwa dirinya ditugaskan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Tengah.

Kata Dia, para pengunjung yang datang ke sini tidak seramai dulu, namun masih ada yang datang dan tidak banyak.

"Untuk yang datang tetap ada, namun tidak banyak dan ada waktu-waktu tertentu pengunjung datang secara bersamaan, bahkan ada pengunjung dari mancanegara yang datang ke sini,  tuturnya.

Ia menambahkan banyak dari para pengunjung yang menanyakan jembatan kayu yang saat ini sudah tidak berfungsi lagi.

BACA JUGA:Penanaman Sagu Jadi Solusi Pengolahan Lahan Bekas Tambang

 "Kebanyakan dari pengunjung yang datang ke sini ingin berselfi di jembatan kayu, namun mau gimana lagi jembatan sudah lama tidak berfungsi," ungkapnya.

Kata Dia, wisata Hutan Pelawan Desa Namang memiliki beberapa paket wisata, diantaranya Wisata Musong Madu, Wisata Edukasi, Wisata Menghisap Madu, Wisata Malam, dan Wisata Kuliner.

Sementara itu, menanggapi kritik dan masukan dari pengunjung, Kepala Desa Namang, Zaiwan mengungkapkan pembangunan Hutan Pelawan ini memakai dana dari swadaya masyarakat, namun juga dibantu CSR dan Pemerintah.

BACA JUGA:Ini Pemenang KSM Babel 2023, Siap Melaju ke Nasional

"Jadi, memang ini kita bangun sejak 2008 dan pondasi Hutan Pelawan memang warga Namang yang mencetuskannya dari swadaya, bantuan CSR, Pemkab Bateng dan Babel," ujarnya kepada babelpos.id, Rabu, (9/8/2023).

"Nah, swadaya itu pakai dana pribadi, kita rawat sendiri dan dalam membangun suatu pariwisata untuk sarana prasarana memang tidak mudah, harus banyak memakai biaya, maka masukan dan kritikan yang ada akan kami tampung serta terimakasih rekan media dan pengunjung atas masukannya," tutur Zaiwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: